Gubernur BI Ungkap Efek Krisis Raksasa Properti Cina Evergrande ke RI

Agustiyanti
21 September 2021, 18:11
evergrande, krisis, utang, krisis utang
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai sentimen krisis yang tengah dihadapi Evergrande sempat mempengaruhi pasar modal tetapi sudah mulai mereda.

Perry pun yakin kondisi pasar modal akan terus membaik seiring fundamental perekonomian Tanah Air yang membaik. Sejumlah indiator dini perekonomian, menurut dia, menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi pada Agustus dan awal September setelah melambat pada Juli. Ini seiring dengan mulai meningkatnya mobilitas masyarakat sejalan dengan pelonggaran PPKM dan terkendalinya kasus Covid-19. 

"Ekspektasi konsumen, PMI manufaktur, penjualan ritel, dan transaksi pembayaran melalui sistem BI meningkat. Dengan perkembangan tersebut ,pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 diperkirakan tetap berada di kisaran 3,5% sampai 4,3%," kata dia. 

Pasar keuangan global kini tengah diresahkan oleh kemungkinan gagal bayar utang perusahaan properti terbesar kedua di Cina, Evergrande. Tumpukan utangnya lebih dari US$ 300 miliar atau setara Rp 2.437 triliun. Angkanya tidak jauh dari produk domestik bruto (PDB) Filipina 2020 yang sekitar US$ 361,5 miliar, menurut data Bank Dunia. 

Para investor khawatir kegagalan pembayaran utang jumbo ini akan berdampak ke sektor keuangan. Namun, Analis dari Jefferies Financial Group Inc, Shujin Chen berpendapat, peluang risiko sistemik sangat kecil. Ia menyarankan investor untuk membeli saham perbankan yang turun, seperti China Construction Bank Corp dan Bank of Ningbo Co. 

Pemerintah Negeri Panda pun akan mengambil tindakan untuk mencegah krisis semakin membesar. Hasil analisis Citigroup Inc menuliskan, beberapa bank mungkin akan menjadi korban. Risiko kredit tertinggi ada pada China Minsheng Banking Corp, Ping An Bank Co, dan China Everright Bank Co.

Melansir dari Reuters, saham Evergrande turun lebih 10% pada penutupan perdagangan di pasar saham Hong Kong kemarin. Harganya telah anjlok 86% sejak awal tahun. Indeks saham properti Hang Seng jatuh 6,6% ke level terendah sejak 2016. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...