Rupiah Diramal Melemah ke Rp 14.300/US$ Jelang Rapat Bank Sentral AS

Abdul Azis Said
3 November 2021, 09:41
rupiah, the fed, bank sentral as, amerika
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Karyawan menunjukkan uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Rencananya, tapering off tahap awal akan mengurangi pembelian US$ 15 miliar. Pengurangan berlanjut secara bertahap hingga berakhir pada pertengahan tahun depan.

Ariston menilai, pasar juga menantikan seberapa agresif the Fed akan mengurangi stimulus. Semakin agresif, maka bisa mendorong penguatan dolar AS lebih lanjut.

Ia menantikan dua pertimbangan utama, yakni apakah The Fed akan mengurangi pembelian lebih besar dari rencana US$ 15 miliar. Sentimen kedua, penguatan dolar apabila The Fed mengumumkan pembelian aset akan berakhir lebih cepat dari rencana pertengahan 2022.

"Setelah tapering off selesai, biasanya beberapa bulan kemudian dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga acuan. Aksi ini bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lain, terutama emerging market," kata Ariston.

Dalam pertemuan The Fed pada September, separuh dari anggota komite setuju untuk menaikkan suku bunga lebih cepat tahun depan. Pasar mengantisipasi kenaikan akan dimulai pada paruh kedua 2022, tidak lama setelah rencana pengurangan pembelian aset berakhir.

Itu berubah setelah mayoritas dari mereka pada Juni lalu memperkirakan bunga acuan baru naik pada 2023.

Dorongan untuk mempercepat kenaikan bunga terutama dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap inflasi tinggi yang bertahan lebih lama. Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic merupakan salah satu dari anggota komite yang menyerukan kenaikan bunga lebih cepat.

Di sisi lain, Ariston mengatakan bahwa sentimen perbaikan kondisi ekonomi domestik dapat menahan agar rupiah tidak jatuh lebih dalam. Ini seiring membaiknya penanganan pandemi corona.

Awal pekan ini, pemerintah juga mengumumkan penurunan status PPKM di sejumlah wilayah. Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Bekasi kini masuk kategori PPKM level 1. Penurunan status ini memungkinkan mobilitas meningkat, sehingga secara simultan mendongkrak daya beli dan perekonomian.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...