Rupiah Berpotensi Melemah Tertekan Inflasi AS dan Cina

Abdul Azis Said
12 November 2021, 09:37
rupiah, rupiah hari ini, inflasi, as, rupiah melemah
Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Ilustrasi. Kurs rupiah hari ini dibuka menguat 0,16% ke level Rp 14.255 per dolar AS di perdagangan pasar spot.

Inflasi inti bulanan naik 0,6% dari perkiraan 0,4%. Inflasi inti secara tahunan mencapai 4,6%, juga lebih tinggi dari ekspektasi 4% dan tertinggi sejak Agustus 1991.

Ariston mengatakan inflasi di AS dapat mendorong sentimen kenaikan bunga acuan kembali menguat dan mendorong pelemahan pada rupiah. Tekanan ini tetap ada sekalipun bank sentral AS sudah mengklarifikasi bahwa belum mempertimbangkan kenaikan bunga acuan dalam waktu dekat.

Menguatnya sentimen kenaikan bunga acuan kemudian mendorong yield US Treasury melanjutkan kenaikannya. Tingkat yield dibuka di level 1,57% pada perdagangan pagi ini, padahal awal pekan ini sempat menunjukkan penurunan. Tren kenaikan yield juga dapat memicu capital outflow di negara berkembang termasuk di Indonesia yang kemudian mendorong pelemahan nilai tukar.

Di Cina, IHK juga naik 1,5% secara tahunan, lebih tinggi dari 0,7% bulan sebelumnya. Laju inflasi bulan lalu tercatat sebagai yang tercepat sejak September tahun lalu.

Meski inflasi konsumen cenderung masih rendah, pasar khawatir dengan inflasi di tingkat produsen yang meroket. Indeks Harga Produsen (PPI) Cina mencata inflasi 13,5% pada Oktober. Ini naik dari 10,7% pada bulan sebelumnya, sekaligus tertinggi dalam 26 tahun terakhir.

Kekhawatiran inflasi di Cina bahkan tidak sebatas pada lonjakan harga-harga, melainkan menjurus pada ancaman stagflasi. Ini merupakan kondisi yang menggambarkan adanya lonjakan inflasi, pada saat yang sama ekonominya tumbuh melambat bahkan kontraksi.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...