Rupiah Dapat Melemah ke Rp 14.400, Tertekan Potensi Naiknya Inflasi AS

Abdul Azis Said
10 Desember 2021, 09:59
nilai tukar rupiah, inflasi amerika, inflasi as
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021). Terdapat aksi jual neto sebesar Rp 2,79 triliun pada 8-12 November di pasar saham dan SBN.

"Semalam data klaim tunjangan pengangguran AS dirilis lebih bagus dari proyeksi. Data mengalami penurunan yang artinya semakin sedikit orang yang menganggur di AS. Hasil ini mendukung wacana percepatan tapering Bank Sentral AS," kata Ariston.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah pengajuan klaim baru pengangguran turun pada minggu yang berakhir pada 4 Desember 2021 menjadi 184 ribu klaim. Ini merupakan rekor klaim terendah dalam 52 tahun terakhir sejak awal September 1969 yang mencatat 182 ribu klaim.

Jumlah pengangguran yang mengajukan klaim lanjutan meningkat 38 ribu pada pekan terakhir November menjadi 2 juta klaim. Meski begitu, rata-rata pergerakan empat minggu bulan lalu, klaim lanjutan turun 54 ribu menjadi 2,03 juta.

Dari dalam negeri, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan berbagai perkembangan ekonomi dalam negeri memberi sentimen positif ke rupiah. Ia memperkirakan nilai tukar bisa menguat Rp 14.312, dengan potensi pelemahan Rp 14.372 per dolar AS.

"Ini didukung oleh pandemi yang terkendali, membaiknya kepercayaan konsumen, tingkat belanja masyarakat yang meningkat, serta surplus neraca perdagangan yang terus meningkat," kata Rully kepada Katadata.co.id.

Bank Indonesia (BI) melaporkan optimisme konsumen terhadap perekonomian semakin meningkat seiring Penerapan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang makin longgar. Ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada November yang kembali naik menjadi 118,5 poin dari 113,4 poin pada bulan sebelumnya. Keyakinan konsumen November merupakan yang tertinggi sepanjang pandemi.

Konsumsi juga mulai meningkat, terlihat dari Mandiri Spending Index (MSI) pada awal Oktober yang terus naik setelah anjlok di bulan Juli lalu. Indeks frekuensi belanja tercatat 138,2 poin dan indeks nilai belanja sebesar 120,5 poin.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...