Peneriman Pajak Moncer, Sri Mulyani Batal Tarik Utang Rp 310 Triliun

Abdul Azis Said
4 Januari 2022, 13:58
sri mulyani, pembiayaan utang, utang
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021). Terdapat aksi jual neto sebesar Rp 2,79 triliun pada 8-12 November di pasar saham dan SBN.

Sementara saat tahun pertama pandemi tahun 2020, pembiayaan utang pemerintah melonjak hingga 181% dalam setahun.

Seperti yang disebut Sri Mulyani sebelumnya, berkurangnya pembiayaan utang didorong realisais defisit yang juga turun.

Defisit APBN 2021 dilaporkan sebesar Rp 783,7 triliun, turun 17,3% dibandingkan tahun sebelumnya.

Realisasi defisit tersebut hanya 77,9% dari target dalam APBN 2021. Rasionya terhadap produk Domestik Bruto (PDB) juga lebih kecil, yakni 4,65% terhadap PDB, di bawah taregt 5,7%.

"Ternyata tahun 2021 ini penerimaan pajak dan bea cukai kita cukup bagus, PNBP kita juga sangat kuat sehingga konsolidasi terjadi tanpa kita mengurangi belanja," kata Sri Mulyani.

 Pendapatan negara tahun lalu mencapai Rp 2.003,1 triliun. Semua sumber penerimaan melamapaui target. Penerimana pajak mencapai 103,9% dari target APBN, pertama kalinya setelah 12 tahun terus shortfall.

Penerimaan bea cukai mencapai 125,1% dari target. Selanjutnya PNBP juga melesat 151,6% dari target APBN yang tertolong berkat kenaikan harga-harga komoditas di paruh kedua tahun lalu.

Sementara dari sisi belanja tahun lalu sebesar Rp 2.786,8 triliun atau 101,3% dari pagu. Belanja negara tumbuh 7,4% dari tahun lalu.

Namun kecilnya defisit tahun 2021 dikarenakan pertumbuhan belanja lebih kecil dari penerimaan yang naik 21,6% dari tahun sebelumnya.

 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...