Borong Rp 831 T Surat Utang Negara, BI Ditegur IMF Kurangi Bantu APBN

Abdul Azis Said
26 Januari 2022, 19:43
utang negara, surat utang, bank indonesia, apbn, imf
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020).

IMF sebelumnya sempat memperingatkan sejumlah risiko dari langkah bank sentral negara berkembang memborong surat utang pemerintah. Salah satunya, neraca bank sentral.

"Bank sentral dapat kehilangan uang jika mereka membeli utang negara atau perusahaan ketika suku bunga rendah di seluruh tenor. Kemudian suku bunga kebijakan naik tajam," tulis IMF, Rabu (5/1).

Risiko lainya yaitu dominasi fiskal yang dapat mengganggu independensi bank sentral. Langkah bank sentral menyediakan pembiayaan murah berpotensi membuat pemerintah menjadi terbiasa, sehingga meminta untuk kembali melanjutkan kebijakan ini.

Tidak hanya itu, bank sentral dikhawatirkan lebih berani mengambil kebijakan yang dapat memicu risiko (risk-taking) berlebihan dan mengikis disiplin pasar. Selain itu, peran bank sentral yang lebih aktif dalam market-making dapat menghambat perkembangan pasar keuangan. 

Dengan berbagai risiko tersebut, IMF menyarankan agar setiap pembelian yang dilakukan oleh bank sentral harus atas inisiatif sendiri dan untuk menjalankan mandat, bukan memenuhi tujuan pemerintah.

Selain itu, besaran dan durasi pembelian aset harus selaras dengan tujuan tersebut. Pembelian yang dilakukan untuk stabilitas keuangan umumnya harus dalam skala sederhana dan berkurang ketika tekanan keuangan mereda. 

"Prinsip ini paling ideal dilakukan dengan memastikan bahwa pembelian aset bank sentral dilakukan di pasar sekunder, dibandingkan pembelian ‘langsung’ melalui pasar primer atau fasilitas dana cerukan (overdraft facility)," ujar IMF.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...