Perang Rusia dan Ukraina Pecah, Bagaimana Dampak ke Ekonomi Dunia?

Agustiyanti
24 Februari 2022, 16:58
ekonomi dunia, perang rusia dan ukraina, rusia, ukraina
ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolston/FOC/dj
Ilustrasi. Ekonom JPMorgan memangkas perkiraan pertumbuhan kuartal pertama untuk kawasan Euro dari 1,5% menjadi 1% seiring terjadinya perang antara Ukraina dan Eropa.

Ekspor paladium Rusia, yang digunakan untuk membuat catalytic converter yang menurunkan emisi mobil atau aluminium dan baja juga dapat terganggu. Kepentingan strategis dari bahan-bahan tersebut berpotensi membuat potensi sanksi kepada Rusia lebih kecil. 

Tidak seperti Eropa, Amerika adalah produsen dan pengekspor energi utama sehingga ekonominya tak akan terdampak signifikan dari konflik ini. Namun, ada risiko politik bagi Biden akibat infalsi yang tinggi.

Peter Harrell, seorang pejabat di Dewan Keamanan Nasional, mengatakan kepada Bloomberg Television bahwa tindakan terhadap Rusia seharusnya tidak terlalu merugikan rantai pasokan AS. “Kami telah melakukan latihan pemetaan yang sangat disengaja selama beberapa bulan terakhir untuk memahami di mana kami memiliki ketergantungan pada Rusia, dan bekerja dengan industri untuk melakukan diversifikasi,” katanya.

Pejabat di Federal Reserve, yang bersiap untuk mulai menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi, telah memperingatkan bahwa gejolak geopolitik dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi.

Namun, sebagian besar ekonom memperkirakan lonjakan harga apa pun dari kebuntuan Ukraina terbukti berumur pendek. Hal Ini berarti konflik tak akan mendorong inflasi jangka panjang dan ekspektasi upah. 

Hubungan Erat Rusia dan Cina

Sanksi AS kepada Rusia atas pencaplokan Crimea pada 2015 telah mengirimkan Rusia ke dalam resesi dan sistem keuangannya ke dalam krisis.

Sejak itu, pemerintah Rusia telah bekerja keras untuk memberikan sanksi kepada perekonomian. Ini telah mendorong produksi dalam negeri, mengurangi utang luar negeri, dan membangun cadangan mata uang asing yang sekarang dapat didukung lebih jauh berkat melonjaknya harga energi.

Tanpa konflik militer besar, ekonomi Rusia kemungkinan akan terus berkembang, meskipun Capital Economics memperkirakan bahwa pertumbuhan bisa turun di bawah 1%. Dalam jangka panjang, sanksi AS dan Eropa kemungkinan akan menahan potensi ekonomi negara ini. 

Perang antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan hubungan buruk Rusia dengan AS dan Eropa akan meningkatkan hubungan perekonomian Moskow dengan Cina. Cina sudah menjadi mitra dagang terbesar Rusia, dan negara-negara tersebut telah membahas pembangunan jaringan pipa baru untuk membawa gas Rusia.

Rusia juga telah bekerja dengan Cina untuk membangun sistem baru untuk pembayaran internasional  untuk meninggalkan dolar. Hal ini akan mengurangi kemampuan AS untuk menerapkan tekanan melalui sanksi.

 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...