JP Morgan dan Citibank Naikkan Suku Bunga Susul Langkah The Fed

Agustiyanti
5 Mei 2022, 11:07
JP Morgan, bank-bank AS, the Fed
Instagram/JPMorgan
Bank-bank AS, termasuk JP Morgan mulai menaikkan suku bunga merespons langkah The Fed.

"Pada akhirnya, semua orang lebih baik dengan harga yang stabil," kata Powell.

Namun, Powell mengatakan dia merasa ekonomi AS berkinerja baik, dan cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga yang akan datang sehingga akan terhindar dari jurang resesi. Ia juga tak melihat potensi peningkatan pengangguran yang signifikan.

Meskipun terjadi penurunan produk domestik bruto selama tiga bulan pertama tahun ini, "pengeluaran rumah tangga dan investasi tetap bisnis tetap kuat. Peningkatan lapangan kerja kuat," kata Komite Pasar Terbuka Federal bank sentral dalam pernyataan kebijakannya.

Para pejabat mempertajam deskripsi mereka tentang risiko peningkatan inflasi untuk bertahan, terutama dengan faktor-faktor yang muncul sejak awal tahun, termasuk perang di Ukraina dan penguncian virus corona baru di Cina.

"Komite sangat memperhatikan risiko inflasi," kata The Fed dalam bahasa analis yang ditafsirkan sebagai tanda komitmen Fed untuk mendorong suku bunga setinggi yang diperlukan untuk mendapatkan inflasi, dan ekspektasi seputar jalur masa depannya, kembali ke 2%.

Pernyataan itu mengatakan neraca The Fed, yang melonjak menjadi sekitar US$9 triliun karena bank sentral berusaha melindungi ekonomi dari pandemi, akan dibiarkan turun sebesar US$47,5 miliar per bulan pada Juni, Juli, dan Agustus dan US$95 miliar per bulan, dimulai pada bulan September.

Pembuat kebijakan tidak mengeluarkan proyeksi ekonomi baru setelah pertemuan minggu ini, tetapi data sejak pertemuan terakhir mereka di bulan Maret tidak memberikan pengertian pasti bahwa inflasi, pertumbuhan upah, atau laju perekrutan yang panas mulai melambat.

Pasar saham AS melonjak setelah pengumuman tersebut, melanjutkan kenaikan, setelah Powell menampik gagasan kenaikan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase. Indeks S&P 500 (.SPX) ditutup naik 3%, mencatatkan persentase kenaikan satu hari terbesar dalam hampir setahun. Baca selengkapnya

Imbal hasil obligasi pemerintah turun tajam dalam perdagangan yang bergejolak, sementara dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama.

"Yang ini telah dikomunikasikan dengan baik dan disampaikan dengan baik. Ada kesadaran bahwa mereka mengetatkan ekonomi yang melambat dan ada risiko yang terkait," kata Simona Mocuta, kepala ekonom State Street Global Advisors. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...