Sri Mulyani: Masyarakat Makin Sulit Beli Rumah jika Inflasi Tinggi

Abdul Azis Said
6 Juli 2022, 13:38
sri mulyani, inflasi, kenaikan suku bunga, beli rumah
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, tekanan inflasi dapat menjadi pendorong bank sentral terpaksa menaikkan suku bunga acuannya.

"Pemerintah juga menyediakan berbagai skema kredit rumah rakyat yang bersubsidi. Karena ada gap affordability, maka dibutuhkan subsidi selisih bunga (SSB)," kata Sri Mulyani.

Selain dari sisi fiskal, ia juga menyebut dukungan untuk sektor perumahan juga diberikan oleh BI dan Otoritas Jasa Keuangan. BI telah memberikan dukungan dengan menurunkan risiko ATMR dan pelanggaran rasio loan to value (LTV). Sementara dari sisi OJK, dukungan melalui kebijakan mikroprudensial kepada perbankan.

Dalam laporan BI, pertumbuhan kredit untuk KPR turun dalam dua bulan terakhir. Pada Maret, pertumbuhan kredit KPR mencapai 10,6% kemudian mulai turun pada April menjadi 10,5% dan 9,8% pada bulan Mei. Penurunan KPR pada Mei terutama terjadi untuk pembiayaan perumahan tipe 22-70 di Jawa Barat dan Banten. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede sebelumnya juga sempat menyebut, kenaikan bunga acuan BI akan berdampak pada biaya pinjaman. Dengan demikian, keputusan BI yang hingga kini masih menahan kenaikan bunga tentu menguntungkan bagi dunia usaha dan rumah tangga karena bunga perbankan juga akhirnya tidak naik.

"Kenaikan suku bunga itu berpotensi mendorong kenaikan beban utang bagi pemerintah, biasanya yield alias imbal hasil obligasi akan mengikuti suku bunga juga pada akhirnya," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (23/6).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...