Rupiah Melemah Pagi Ini Tertekan Data Ketenagakerjaan AS
Selain data pertumbuhan ekonomi, pasar juga merespons masih tingginya cadangan devisa Indonesia meski tampak menurun pada Juli. Posisi cadangan devisa akhir Juli sebesar US$ 132,2 miliar, terkoreksi US$ 3,2 miliar karena adanya pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan stabilisasi rupiah.
Berbeda dari Reny, analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan tertekan ke arah Rp 14.980 per dolar AS, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.900 per dolar AS. Pelemahan rupiah merespons rilis data tenaga kerja AS pada Jumat malam.
Penyerapan tenaga kerja baru di AS meningkat pada Juli, tercermin dari angka non farm payroll (NFP) yang naik 528 ribu, di atas perkiraan Dow Jones 258 ribu. Angka pengangguran juga lebih rendah yakni 3,5% dari perkiraan 3,6%.
"Kondisi tenaga kerja AS yang solid ini membalikan ekspektasi resesi di AS dan memberikan ruang bagi Bank Sentral AS, The Fed untuk lebih agresif menaikan suku bunga acuannya," kata Ariston.
Data ketenagakerjaan AS itu akan mendorong dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah. Namun, Ariston melihat data ekonomi domestik salah satunya pertumbuhan ekonomi kuartal II bisa membantu pelemahan tidak terlalu dalam.