Sri Mulyani: Lonjakan Harga Komoditas Sumbang Setoran Pajak Rp174 T

Abdul Azis Said
11 Agustus 2022, 18:02
pajak, sri mulyani
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022).

Di samping terdongkrak harga komoditas, pertumbuhan 59,1% pada penerimaan pajak juga disumbangkan oleh Program Pengungkapan Sukarela (PPS) alias Tax Amnesty jilid II. Melalui program tersebut, pemerintah meraup Pajak Penghasilan (PPh) final sebesar Rp 61 triliun. Meski demikian, ini merupakan momentum yang tidak berulang pasalnya sudah berakhir sejak 30 Juni lalu.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang ekspansif juga mendorong tingginya penerimaan pajak sepanjang tujuh bulan tahun ini. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% pada kuartal I dan makin kuat di 5,44% pada kuartal II.

Lebih lanjut, basis penerimaan pajak pada periode Januari-Juli 2021 memang rendah. Penyebabnya, pada tahun lalu masih menggelontorkan banyak insentif pajak sehingga mengeras penerimaan pajak.

"Tahun ini dengan pemulihan ekonomi yang baik sehingga berbagai insentif mulai phase-out, jadi ini penerimaan pajak yang luar biasa tinggi," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani merincikan, dari total Rp 1.028,5 triliun penerimaan pajak tahun ini, mayoritas berasal dari PPh non migas serta PPN dan PPnBM. Penerimaan dari PPh Non Migas mencapai Rp 595 triliun, penerimaan PPN dan PPnBM sebesar Rp 377,6 triliun. Sumber lainnya yakni PPh migas sebesar Rp 49,2 triliun dan PBB dan pajak lainnya Rp 6,6 triliun.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...