Jokowi Patok Ekonomi 2023 Tumbuh 5,3%, Apa Kabar RI Jadi Negara Maju?

Agustiyanti
16 Agustus 2022, 16:03
jokowi, pertumbuhan ekonomi, rapbn 2023
ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden-Kris/aww.
Presiden Joko Widodo Jokowi mengatakan, Indonesia mendapatkan apresiasi sebagai salah satu negara yang berhasil mengatasi pandemi dan memulihkan ekonominya dengan cepat.

"Perlambatan ekonomi dunia tetap berpotensi memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi domestik dalam jangka pendek," kata Jokowi. 

Di sisi lain, pemerintah menargetkan inflasi akan tetap dijaga pada kisaran 3,3% pada tahun depan, rata-rata nilai tukar rupiah di sekitar Rp 14.750 per dolar AS dan rata-rata suku bunga Surat Utang Negara 10 tahun di level 7,85%.

Harga minyak mentah Indonesia (ICP) akan berkisar di  US$ 90per barel, sedangkan lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 660 ribu barel per hari dan 1,05 juta barel setara minyak per hari.

Jokowi pun berharap perbaikan kesejahteraan rakyat akan terus berlanjut pada tahun depan.  Tingkat pengangguran terbuka  diharapkan dapat ditekan dalam kisaran 5,3% hingga 6,0%, angka kemiskinan dalam rentang 7,5% hingga 8,5%, rasio gini dalam kisaran 0,375 hingga 0,378, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,31 hingga 73,49. Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga akan ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105-107 dan 107-108.

Kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas sebelumnya menunjukkan butuh pertumbuhan ekonomi rata-rata 6% per tahun untuk bisa keluar dari middle income trap alias jebakan pendapatan menengah dan menjadi negara kaya pada 2045.

"Pertumbuhan di 5% saja tidak cukup bagi Indonesia untuk bisa mencapai high income country pada tahun 2045,  pertumbuhan di rata-rata 6% menjadi keharusan bagi Indonesia," kata Deputi bidang Ekonomi Bappenas Amalia A Widyasanti.