Pengamat Asumsi Inflasi Naik 7 - 8% Jika Harga Pertalite Rp 10 Ribu

Aryo Widhy Wicaksono
17 Agustus 2022, 21:31
Pengendara motor berputar arah setelah mengetahui BBM jenis Pertalite dan Pertamax kosong di SPBU 34-16117, Kelurahan Pasir Mulya, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (8/8/2022).
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Pengendara motor berputar arah setelah mengetahui BBM jenis Pertalite dan Pertamax kosong di SPBU 34-16117, Kelurahan Pasir Mulya, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (8/8/2022).

Situasi itu juga memperdalam ketidakpastian global, sehingga meningkatkan disparitas sosial dan ekonomi di antara negara-negara di dunia. Bagi negara maju dan berkembang yang memiliki kapasitas fiskal, umumnya dapat bertahan dan mengendalikan dampak ketidakpastian ekonomi ini.

Tetapi bagi negara-negara yang tidak memiliki kapasitas fiskal memadai, Umam menilai mereka relatif tidak memiliki daya.

"Jika Barat versus China dan Rusia masih terus bersitegang, maka impact tidak akan berhenti," ucapnya.

Untuk itu, menjelang pertemuan tingkat tinggi G20 di Bali November nanti, Umam berharap Indonesia dapat membangun narasi kebersamaan.

Khusus untuk Indonesia, meski secara statistik terlihat tidak mengalami imbas serius dari krisis global, tetapi tetap perlu melihat kapasitas ekonomi domestik. Terutama pertumbuhan harga komoditas yang sangat dipengaruhi faktor eksternal.

"Artinya, ketidakpastian global yang masih terus berlanjut berisiko impact tidak produktif bagi Indonesia," ujar Umam

Umam juga menjelaskan, adanya inflasi yang mulai naik dan dapat menyentuh angka 4% tahun ini, serta utang negara yang tembus di angka 7 ribu triliun, menunjukkan bahwa situasi sedang tidak baik-baik saja.

"Meski pada Undang-Undang Keuangan Negara ambang batas utang 60%, tapi penentunya bukan pada besaran angka, tetapi bagaimana kapasitas ekonomi domestik untuk punya kemampuan membayar," kata Umam.

Umam menilai dampak dari persoalan domestik ekonomi akan memiliki implikasi terhadap anggaran. Terutama dengan adanya risiko stagflasi.

Selain itu, terhadap kapasitas fiskal negara. Umam pun mempertanyakan hingga kapan Bank Indonesia harus melakukan intervensi untuk mengamankan rupiah. "Begitu pula beban subsidi pemerintah, akan sampai kapan di tengah ketidakpasian global," ungkapnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...