BREAKING NEWS: BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 3,75%
Di sisi lain, perbaikan ekonomi domestik tetap berlanjut. Ekonomi kuartal II berhasil tumbuh mencapai 5,44% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan perkiraan dan kuartal sebelumnya. Perbaikan ekoomi nasional juga tercermin pada perbaikan pertumbuhan hampir seluruh lapangan usaha.
Pertumbuhan ekonomi secara spasial juga merata, dengan sumbangan berasal dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Ke depan, menurut dia, pertumbuhan ekonomi masih akan tetap tinggi. Berbagai indikator dini perekonomian pada Juli dan hasil survei BI terkait keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan PMI menunjukkan perbaikan.
"Dari sisi eksternal, kinerja ekspor tetap positif di tengah melambatnya perkeonomian global. Dengan Perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan bias ke atas dalam kisaran BI 4,5% hingga 5,3%," ujarnya.
Di sisi lain, inflasi masih terjaga meski menunjukkan tren kenaikan meski pemerintah masih menahan harga BBM tertentu. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli tercatat sebesar 4,94% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan sebelumnya sebesar 4,35%.
Inflasi pangan bergejolak sangat tinggi mencapai 11,47%. Demikian pula dengan inflasi harga yang diatur pemerintah yang mencapai 6,51% karena kenaikan harga tiket dan BBM tertentu. Sementara itu, inflasi inti masih rendah sebesar 2,86% didukung konsistesi BI menjaga ekspektasi inflasi.
"Namun ke depan, IHK diperkirakan meningkat didorong masih tingginya harga pangan dan kesenjangan pasokan," ujarnya.
Perry juga melihat inflasi inti berisiko meningkat karena kenaikan harga BBM nonsunsidi, inflasi pangan yang bergejolak, dan menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan. BI memperkirakan inflasi hingga akhir tahun ini dan tahun depan akan berada di atas perkiraan sebesar 25 hingga 4%.
"Maka perlu sinergi lebih kuat antara pusat dan daerah." katanya.