Rupiah Menguat Pagi Ini Terdongkrak Data Anjloknya PMI Manufaktur AS
"Hasil yang kurang bagus ini memicu ekspektasi pasar bahwa The Fed kemungkinan akan menahan suku bunga AS dan mungkin mengakhiri kenaikannya dalam waktu dekat sehingga dolar AS bergerak melemah," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Selasa (4/4).
Selain itu, Ariston melihat sentimen positif datang dari dalam negri dengan daya inflasi bulan Maret yang stabil dan cenderung turun. Inflasi yang menurun itu bisa meningkatkan keyakinan pasar terhadap perekonomian Indonesia dan membantu penguatan rupiah.
Inflasi Maret secara tahunan sebesar 4,97%, jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya masih di 5,47%. Realisasi ini juga menandai inflasi di bawah 5% untuk pertama kalinya setelah enam bulan beruntun inflasi di atas 5% karena kenaikan harga BBM pada September lalu.
Analis DCFX Lukman Leong juga melihat sentimen yang sama, yakni kontraksi lebih dalam pada manufaktur AS mendorong ekspektasi bahwa The Fed tak lagi menaikkan suku bunga. Hal ini mendorong rupiah bisa menguat hari ini dan bergerak di rentang Rp 14.850-Rp 15.000 per dolar AS.