ADB Luncurkan Fasilitas Pinjaman Perubahan Iklim hingga US$ 15 Miliar
Proyek-proyek yang didukung F-CAP akan fokus pada upaya mitigasi pengurangan emisi gas rumah kaca dan adaptasi yang berfokus pada pembangunan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Investasi ini dapat mencakup berbagai sektor, seperti transportasi, energi, perkotaan, dan pertanian. Sebaliknya, pembiayaan IF-CAP tidak akan bisa dipakai untuk membangun pembangkit berbahan bakar fosil.
Sebelumnya, ADB dan Pemerintah Indonesia sudah menekan kesepahaman untuk mengimplementasikan inisiatif Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform. Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan implementasi program tersebut akan mulai berjalan pada tahun ini. Mekanisme pembiayaan ini diluncurkan pemerintah, antara lain untuk mempensiunkan dini pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU.
Pembicaran terkait ETM ini sudah dimulai sejak akhir 2021 lewat kerja sama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang diluncurkan dalam acara COP26 di Glasgow. ETM diluncurkan dalam rangka mendukung target menuju emisi nol bersih alias net zero emission. Adapun ADB juga meluncurkan program kerja sama serupa dengan Filipina.
Skema ETM ini terbagi menjadi dua. Pertama, skema untuk pensiun dini PLTU batu bara, kedua, skema pembangunan fasilitas energi hijau. ETM ini akan didanai melalui bentuk pembiayaan campuran alias blended finance. Pembiayaannya akan berasal dari berbagai sumber mulai dari lembaga pemerintah, bank pembangunan, bank komersial perusahaan asuransi hingga lembaga filantropi. Pembiayaan itu akan masuk dan dikelola oleh country platform, PT SMI.