Ekspor Impor Anjlok, Neraca Perdagangan April Surplus US$ 3,94 M
Penurunan ekspor tersebut terutama terjadi pada negara tujuan Swiss, Jepang, dan Singapura. Adapun berdasarkan negara tujuannya, ekspor Indonesia secara keseluruhan turun paling signifikan ke Cina mencapai US$ 1 miliar. Sedangkan peningkatan ekspor paling tinggi terjadi Pakistan sebesar US$ 126,3 juta.
Sementara itu, impor pada April 2023 tercatat turun lebih dalam yakni sebesar 25,45% secara bulanan atau 22,32% secara tahunan menjadi US$ 15,35 miliar. Impor migas tercatat US$ 2,96 miliar, sedangkan impor nonmigas tercatat US$ 12,39 miliar.
"Dalam tiga tahun terakhir, impor bulanan April selalu turun," kata dia.
Berdasarkan jenis barangnya, impor barang konsumsi mencapai US$ 1,40 miliar. impor barang modal US$ 2,35 miliar, dan impor bahan baku penolong US$11,6 miliar. Ia menjelaskan, impor barang konsumsi turun 20,63% karena penurunan impor beberapa barang seperti mesin dan perlengkapan elektrik, serta alas kaki, kendaraan dan bagiannnya.
Impor bahan baku penolong yang memberikan kontribusi paling besar turun 23,26% karena komoditas besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik, serta plastik dan barang plasik. Sementara impor barang modal turun 26,66% karena penurunan impor mesin, peralatan mekanis dan bagiannya.
BPS mencatat, total ekspor sepanjang Januari-April 2023 mencapai US$ 86,35 miliar, sedangkan impor untuk periode yang sama mencapai US$ 70,3 miliar. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan sepanjang empat bulan pertama tahun ini mencapai US$ 16 miliar.