Ekonom Ramal BI Tahan Suku Bunga di Tengah Sinyal Hawkish The Fed
Ia memperkirakan penurunan suku bunga baru akan dilakukan BI ada awal tahun depan. "Likuiditas di perekonomian masih ample, dan kinerja perekonomian dalam negeri masih relatif baik, sehingga belum perlu menurunkan suku bunga," kata Damhuri.
Strategi Jaga Inflasi
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Samual juga memperkirakan suku bunga BI akan ditahan. Meski inflasi kemungkinan semakin turun, tetapi suku bunga kebijakan tak akan berubah mengantisipasi penurunan pada neraca eksternal Indonesia akibat surplus neraca dagang menyusut mendekati defisit.
Meski demikian, ia memperkirakan BI akan mengambil sikap dovish pada tahun ini melalui instrumen kebijakan lain di luar suku bunga. Misalnya pelonggaran kebijakan GWM maupun makroprudensial lainnya. Ruang penurunan suku bunga dinilai kecil.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman pun memperkirakan suku bunga ditahan hari ini. BI dinilai akan berhati-hati merespon keputusan The Fed pekan lalu. Paslanya, ekspektasi kenaikan bunga The Fed akan mempengaruhi yield obligasi Indonesia.
"Jika yield 10 tahun terus menurun mendekati 6%, menurut kami BI tidak perlu menaikkan suku bunga. Selain itu, jika inflasi tetap terkelola baik di kisaran target sampai akhir tahun, maka ruang kenaikan akan terbatas," kata Faisal.
Ekonom KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana menjadi ekonom lainnya yang memperkirakan suku bunga BI akan ditahan hari ini. BI dinilai tak perlu merespon hawkish The Fed dengan kenaikan suku bunga juga karena nilai tukar rupiah relatif terjaga sekalipun depresiasi belakangan ini. Meski demikian, bank sentral dinilai perlu menjaga stabilitas rupiah melalui cara lain seperti operasi moneter triple intervention atau melalui kebijakan makroprudensial.