IMF: Ekonomi Negara Berkembang Paling Terpukul dari Penguatan Dolar AS
Laporan IMF juga menunjukkan bahwa apresiasi dolar memiliki dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi global, yang tercermin dalam neraca transaksi berjalan global. Ini adalah metrik utama untuk menghitung jumlah neraca transaksi berjalan absolut di seluruh negara.
Menurut penilaian IMF, penguatan dolar sebesar 10% dikaitkan dengan penurunan neraca transaksi berjalan global sebesar 0,4% dari PDB dunia setelah satu tahun.
"Penurunan sebesar itu signifikan secara ekonomi," kata IMF.
Penurunan neraca global mencerminkan kontraksi berbasis luas dalam perdagangan dengan adanya harga mata uang yang dominan, yang difasilitasi oleh penyempitan neraca perdagangan komoditas. Ini mengingat penurunan harga komoditas yang secara historis menyertai apresiasi dolar.
IMF menyatakan bahwa nilai tukar yang lebih fleksibel dan ekspektasi inflasi yang lebih kuat dapat mengurangi dampak negatif ke pasar negara berkembang. Lembaga ini pun merekomendasikan agar negara-negara pasar berkembang bergerak menuju nilai tukar yang fleksibel dengan mengembangkan pasar keuangan domestik yang mengurangi sensitivitas pinjaman terhadap nilai tukar, dan berkomitmen untuk meningkatkan kerangka fiskal dan moneter, termasuk kemandirian bank sentral, untuk membantu menjangkarkan ekspektasi inflasi.
"Di ekonomi pasar yang sedang berkembang dengan gesekan keuangan yang parah dan kerentanan neraca, langkah-langkah manajemen makroprudensial dan aliran modal dapat membantu mengurangi limpahan lintas batas yang negatif," kata IMF.