Rupiah Diprediksi Melemah karena Sentimen Negatif dari AS dan Cina
Ariston mengatakan, pasar juga masih menunggu data inflasi konsumen AS yang akan dirilis besok malam. "Data ini bisa mengubah persepsi pasar mengenai kebijakan moneter AS selanjutnya yang tentunya mempengaruhi pergerakan nilai tukar terhadap dolar AS," kata Ariston dalam catatannya pagi ini.
Analis pasar uang Lukman Leong mengatakn rupiah akan tertekan setelah lembaga pemeringkatan Moody's memangkas peringkat utang sejumlah perbankan di AS. Lembaga itu bahkan dalam kajian untuk memangkas rating beberapa raksasa bank AS, termasuk Bank of New York Mellon.
Sementara, data inflasi di Cina menurutnya telah memberi gambaran yang beragam. Karena itu, ia memperkirakan kurs garuda akan melemah dengan bergerak di rentang 15.150-15.250 per dolar AS.
Menurut Forbes Advisor, rupiah merupakan salah satu mata uang dengan di dunia pada awal Juli 2023. Forbes Advisor mengukur kekuatan mata uang negara-negara berdasarkan nilai tukarnya terhadap dolar Amerika Serikat (USD).