Ekonom Prediksi Surplus Neraca Perdagangan RI Turun pada September
“Kinerja impor juga diperkirakan akan menurun, tetapi tidak signifikan ekspor, terutama karena harga minyak dunia yang lebih tinggi dan permintaan domestik yang relatif kuat,” kata Joshua.
Ekspor Indonesia pada bulan September 2023 akan mengalami kontraksi sebesar -13,46%yoy secara tahunan dibandingkan kontraksi sebesar -21,21%yoy pada bulan Agustus 2023. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kontraksi ekspor tersebut antara lain pelemahan ekonomi Cina dan berlanjutnya penurunan harga komoditas.
Aktivitas impor Indonesia diperkirakan akan mengalami kontraksi pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan ekspor, dengan penurunan -2,59%yoy dari -14,77%yoy pada Agustus 2023.
“Kami memperkirakan transaksi berjalan pada tahun 2023 akan mencatat defisit kecil sebesar -0,28% dari PDB dari surplus 0,96% dari PDB pada tahun 2022,” ujar Joshua.
Pendorong utamanya adalah harga minyak yang lebih tinggi akibat pemangkasan produksi minyak OPEC+ dan konflik Israel-Hamas, serta peningkatan permintaan minyak selama tiga bulan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru.
Penurunan kinerja ekspor, yang disebabkan oleh penurunan harga komoditas akibat melemahnya permintaan global, diproyeksikan akan diimbangi oleh kinerja impor yang relatif lebih kuat, sebagai konsekuensi dari ketahanan yang ditunjukkan oleh ekonomi domestik dan kenaikan harga minyak.