Ekspor dan Impor Naik, Neraca Perdagangan Oktober Surplus US$ 3,48 M
Di sisi lain, kenaikan impor juga didorong oleh komoditas nonmigas yang naik 10,37% menjadi US$ 15,47 miliar, sedangkan impor migas turun 3,66% menjadi US$ 3,21 miliar.
Menurut Pudji, kenaikan nilai impor bulanan terjadi pada seluruh kelompok dengan kenaikan terbesar terjadi pada kelompok barang modal. Di sisi lain, impor bahan baku/penolong menurun.
"Berdasaran penggunaannya, nilai impor barang konsumsi tercatat sebesar US$ 3,42 miliar, bahan baku penolong US$ 13,44 miliar, dan barang modal US$ 1,82 miliar," kata dia.
Surplus Besar dengan India dan Amerika
BPS mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada bulan lalu mengalami surplus besar dengan India, Amerika Serikat, dan Filipina masing-masing US$ 1,45 miliar, US$ 1,12 miliar, dan US$ 905 juta. Sementara defisit perdagangan terbesar pada bulan lalu dicatatkan Indonesia dengan Australia, Thailand, dan Brasil masing-masing US$ 408 juta, US$ 322 juta, dan US$ 243 juta.
Pudji menjelaskan, surplus dengan India didorong oleh komoditas bahan bakar mineral, bijih logam, serta lemak dan minyak nabati/hewani. "Surplus dengan AS disumbangkan oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta lemak dan minyak hewan/nabati," kata dia.
Adapun defisit perdagangan dengan Australia disumbangkan oleh komoditas bahan bakar mineral, bijih logam, hingga gula.