Utang Pemerintah Tembus Rp 8.041 T, Kemenkeu: Masih Batas Aman

 Zahwa Madjid
2 Januari 2024, 20:32
utang
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung di Jakarta, Kamis (16/11/2023). Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar 393,7 miliar dolar AS pada triwulan III 2023, turun dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 396,5 miliar dolar AS dimana penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik.

“Sehingga dari sisi currency risk lebih baik. Dari sisi refinancing risk, average time to maturity atau rata-rata tenor dari utang pemerintah juga cukup panjang sekitar 8,1 tahun. Dari sisi market risk yang lain, risiko suku bunga di mayoritas utang pemerintah sekitar 82% juga fix rate sehingga tidak terlalu sensitif terhadap gerakan suku bunga yang ada di market,” ujar Suminto.

Hingga 30 November 2023, posisi utang Indonesia sudah mencapai Rp 8.041 triliun. Sekitar 88,61% merupakan dari Surat Berharga Negara (SBN) atau sekitar Rp 7.124 triliun dan 11,39% adalah pinjaman atau Rp 916,03 triliun.

Terbebani Bunga Utang

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet menilai, salah satu konsekuensi dari peningkatan utang pemerintah, yaitu bertambahnya jumlah pokok utang yang harus dibayar di masa depan dan bunga utang yang harus ditanggung oleh pemerintah.

Ditambah lagi, bunga utang yang ditanggung pemerintah dalam 5 tahun ke belakang. Kemudian akan ada peningkatan proporsi belanja bunga utang yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Peningkatan ini tentu bukan hal yang baik.

“Kalau kita bicara konteks saat ini, peningkatan bunga utang ini terjadi pada era suku bunga yang sedang tinggi sehingga ongkos pembiayaan berpotensi menjadi lebih mahal dan tentu ini akan bermuara terhadap relatif besarnya biaya yang harus ditanggung pemerintah di kemudian hari,” ujar Yusuf.

Selain itu, dengan bertambahnya utang pemerintah maka berpotensi terjadinya crowding out effect antara pemerintah dan swasta untuk memperebutkan dana. Crowding out effect adalah kondisi ketika pemerintah mencari pendanaan belanja sektor publik secara jorjoran. Akibatnya, seluruh uang beredar akan terserap ke kantong pemerintah, dan tak ada lagi sisa uang untuk mendanai proyek-proyek di sektor swasta.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...