Ekspor RI Anjlok 11,33%, Akibat Permintaan Migas dan Non Migas Turun

 Zahwa Madjid
15 Januari 2024, 14:39
Ekspor
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym.
Suasana bongkar muat kontainer pada kapal kargo di dermaga Pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/1/2024). Pemerintah menargetkan ekspor non migas Indonesia pada tahun 2024 tumbuh 2,5 hingga 4,5 persen dengan mengembangkan pasar baru non tradisional dan beberapa komoditas menjadi andalannya.

Ekspor Non Migas Terbesar ke Cina

Ekspor nonmigas pada Desember 2023 terbesar ke Cina mencapai US$ 5,77 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 2,07 miliar dan India sebesar US$1,83 miliar. Dengan kontribusi ketiga negara mencapai 46,16%.

Selain tiga negara tersebut, Indonesia juga mengekospor komoditas non migas ke negara lain. Di antaranya ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,37 miliar dan US$1,30 miliar.

Sementara itu, nilai ekspor komoditas unggulan memiliki pangsa pasar 30,06% dari total ekspor non migas Indonesia pada desember 2023. Nilai ekspor batu bara naik 9,60% secara bulanan atau sekitar US$ 3,00 miliar. Kenaikan ini sejalan dengan kenaikan volume batu bara sebesar 6,26%.

“Komoditas unggulan besi dan baja naik 0,10% secara bulanan atau menjadi US$ 2,28 miliar didorong oleh kenaikan volume ekspornya naik 13,14%, namun minyak kelapa sawit mengalami penurunan 28,73% atau menjadi US$ 1,45 miliar,” ujarnya.

Secara tahunan, kinerja ekspor komoditas unggulan tersebut mengalami penurunan. Terdalam, terjadi pada penurunan minyak kelapa sawit yang turun 31,96%, komoditas batu bara mengalami penurunan 19,09%, dan besi dan baja turun 1,56% secara tahunan.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...