Jokowi Kucurkan BLT Rp 600 Ribu Jelang Pilpres 2024, Ini 3 Faktanya

Ferrika Lukmana Sari
30 Januari 2024, 12:16
Presiden Joko Widodo berdialog dengan warga saat mengunjungi gudang Bulog DIY di Kalasan, Sleman, D. I Yogyakarta, Senin (29/1/2024). Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi menyalurkam bantuan sembako kepada masyarakat.
ANTARA FOTO/ Andreas Fitri Atmoko/agr/aww.
Presiden Joko Widodo berdialog dengan warga saat mengunjungi gudang Bulog DIY di Kalasan, Sleman, D. I Yogyakarta, Senin (29/1/2024). Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi menyalurkam bantuan sembako kepada masyarakat.

"Kalau untuk tiga bulan itu Rp 11,25 triliun untuk 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), untuk periode Januari-Februari-Maret. (Cair Februari untuk) 3 bulan sekaligus," kata Sri Mulyani.

Besaran anggaran BLT itu lebih tinggi dari BLT serupa yang dikucurkan pada pengujung tahun 2023, yakni BLT El Nino dengan anggaran sebesar Rp 7,52 triliun.

Lebih tingginya anggaran disiapkan tidak terlepas dari peningkatan BLT, di mana bantuan BLT El Nino mencapai Rp 400 ribu untuk setiap keluarga penerima manfaat (KPM), sehingga ada kenaikan Rp 200.000 setiap KPM dalam BLT Mitigasi Risiko Pangan.

Meskipun baru diumumkan pada pengujung Januari, pemerintah memastikan, bantuan pangan tersebut akan disalurkan pada Februari 2024 mendatang.

3. Sumber Dana dari APBN

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, anggaran BLT tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Sebagian besar sudah ada di APBN, tetapi memang ada beberapa perubahan-perubahan yang mungkin sifatnya merespons kondisi yang ada di masyarakat dan global," kata Febrio.

Febrio menjelaskan, selama beberapa tahun terakhir, APBN didesain sebagai shock absorber untuk menjaga ekonomi dan melindungi masyarakat dari dampak kenaikan harga pangan serta energi global. Dengan kata lain, APBN bisa memenuhi kebutuhan anggaran yang sudah ada maupun yang sifatnya mendadak.

"Tentunya kita akan carikan dan itu APBN akan tetap bisa fleksibel dan ini memang tentunya bagian dari strategi kita untuk mengelola APBN itu fleksibel," kata Febrio.

Febrio menekankan bahwa pemerintah akan selalu menyiapkan anggaran untuk beberapa tahun terakhir. "Kita selalu menggunakan shock absorber, kalau ada kebutuhan di masyarakat yang disebabkan oleh gejolak yang kita lihat terjadi di pasar global misalnya, APBN-nya bisa tetap siap," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...