Seminggu Jelang Pilpres, Rupiah Dibuka Menguat Rp 15.718 per Dolar AS

Ferrika Lukmana Sari
7 Februari 2024, 09:44
Rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Jakarta, Rabu (31/1/2024). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat di semester II 2024, hal tersebut didasari dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu terbaik di dunia pada 2023 yakni, masih berada di kisaran 5 persen.

The Fed Masih Bayangi Sentimen Rupiah

Josua menyampaikan, bahwa Indeks Dolar AS turun sebesar 0,26% menjadi 104,18 setelah beberapa pejabat The Fed menegaskan arah suku bunga kebijakan ke depan. 

"Pejabat the Fed kembali menjelaskan bahwa mereka tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunga kebijakan, serta menekankan perlunya mengatasi risiko inflasi yang masih berlanjut," kata Josua.

Gubernur Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester misalnya, menegaskan kemungkinan pemotongan suku bunga kebijakan dalam tahun ini jika ekonomi AS sejalan dengan harapan tetapi dia enggan menyebutkan waktu spesifik untuk menurunkan suku bunga. 

"Hal ini menunjukkan [The Fed] tidak ada terburu-buru untuk melakukan pemotongan [suku bunga] tersebut," ujar Josua.

Selain itu, para invetor juga akan terus menganalisis berbagai laporan pendapatan dari perusahaan-perusahaan besar AS dan mencermati pernyataan pejabat The Fed untuk mengetahui arah kebijakan ke depan.

Sementara bagi Ibrahim, pasar mulai memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed. Sebab, suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama mengurangi daya tarik terhadap aset-aset yang lebih berisiko.

"Hal ini dapat memberikan imbal hasil tinggi, dan juga membatasi aliran modal asing ke pasar regional," kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim, komenter Ketua The Fed Jerome Powell pada Minggu malam, menegaskan kembali pesan The Fed terkait ketahanan perekonomian AS dengan memberi lebih banyak ruang bagi bank untuk menjaga kebijakan moneternya tetap ketat.

Hal ini menyebabkan sebagian besar pedagang berspekulasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada Maret atau Mei 2024. Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 83% peluang The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil di bulan Maret.

"Kemudian 35% kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga yang stabil di bulan Mei, naik secara substansial dari peluang 9,9% yang terlihat pada Minggu lalu," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...