Rupiah Kembali Melemah, Tertekan Inflasi AS dan Kebijakan The Fed

 Zahwa Madjid
19 Februari 2024, 09:54
Rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Kantor Cabang BSI KC Mayestik, Jakarta, Kamis (28/12/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.418 per dolar AS pada Kamis (28/12), dimana mata uang Garuda menguat 12 poin atau naik 0,08 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Dengan kondisi tersebut, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.550 - Rp 15.700 per dolar AS pada hari ini. 

Pemilu Satu Putaran Beri Efek Positif ke Pasar

Senada, Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menilai pengaruh kebijakan moneter AS masih besar terhadap pergerakan rupiah. Efek pemilu satu putaran bahkan tertutupi oleh ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga The Fed. 

“Pemilu satu putaran memberikan sentimen positif ke pasar keuangan Indonesia yang terlihat pada pergerakan positif IHSG pasca pemilu,” ujar Ariston.

Hasil data CPI dan PPI menunjukkan bahwa inflasi AS masih sulit turun ke arah target The Fed pada level 2%, yang bisa memberikan sentimen negatif terhadap nilai tukar rupiah atas dolar AS pada hari ini.

“Padahal data penjualan ritel AS bulan Januari menunjukkan penurunan. Seharusnya, bila demand turun, harga turun. Tapi malah sebaliknya. Hal Ini mendorong ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menahan suku bunga acuannya lebih lama lagi,” ujarnya.

Di sisi lain, dia berharap penguatan rupiah seiring dengan masuknya kembali dana asing pasca Pemilu ke pasar keuangan Indonesia. Hari ini, potensi penguatan rupiah ke arah Rp 15.580 per dolar AS, sementara potensi pelemahan ke arah Rp 16.650 per dolar AS.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...