Kemenangan Prabowo sebagai Presiden Akan Untungkan Cina, Kenapa?

Ferrika Lukmana Sari
22 Februari 2024, 05:03
Prabowo
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan keterangan penutup saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat tersebut bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Sedangkan investor AS dan Eropa menerapkan standar tinggi, dengan memperhatikan aspek lingkungan, keselamatan kerja dan harga jual di pasar internasional. Mereka juga melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS) terlebih dahulu di Indonesia.

RI Akan Terus Tarik Investasi Asing

Tak berbeda, Analis utama Indonesia di firma penasihat kebijakan Global Counsel Dedi Dinarto juga melihat hubungan dan kedekatan Indonesia dengan Cina akan berlanjut di bawah kepemimpinan Prabowo.

"Perusahaan-perusahaan Cina kemungkinan besar akan mendapat manfaat paling besar, mengingat hubungan ekonomi positif yang telah dibangun Jokowi dengan Cina," kata Dedi dikutip South China Morning Post (SCMP) pada Rabu (21/2).

Sementara di Channel News Asia, Kamis (15/2), Dedi menyebut, Indonesia akan terus menarik investasi asing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dia memperkirakan, Prabowo akan memperkuat hubungan dagang dan investasi dengan Cina, berdasarkan landasan yang dibangun Jokowi selama satu dekade terakhir.

"Namun kerja sama ekonomi yang lebih erat dengan Cina, tidak akan melemahkan hubungan dengan negara-negara lain. Dia akan terus menjalin hubungan dengan semua negara, selama ada manfaat politik dan ekonomi dari kerja sama tersebut," ujar Dedi.

Dedi menilai, prioritas Prabowo selaras dengan Jokowi pada peningkatan nilai tambah industri manufaktur, perluasan infrastruktur dan pengembangan IKN. Namun janji-janji kampanye seperti makan siang gratis, diperkirakan akan bebani anggaran negara.

Kandidat presiden lain, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan justru telah mengisyaratkan kekhawatiran yang lebih besar mengenai ketergantungan Indonesia kepada Cina. Namun kecil kemungkinan kebijakan luar negeri Indonesia akan banyak berubah, terlepas dari siapa yang menang sebagai presiden.

"Siapa pun yang menang, akan mewarisi serangkaian masalah dan peluang struktural yang sama,” kata Peneliti Senior Modernisasi Militer Asia Tenggara di Institut Internasional for Strategic Studies Evan Laksmana dilansir dari South China Morning Post (SCMP).

Jalan Tengah RI dengan AS dan Cina

Namun sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo dinilai kerap mencari jalan tengah dalam menghadapi persaingan geopolitik antara AS dan Cina, dua negara yang ia sebut sebagai teman baik.

Evan menyebut pendekatan seperti itu mungkin akan dilakukan jika ia berhasil mendapatkan kursi presiden di Istana Negara. Namun Evan menilai, hal itu sebagai kemunduran jika dilihat dari sudut pandang politik luar negeri.

“Anda mungkin melihat sesuatu yang Anda sukai suatu hari, dan kemudian sesuatu yang tidak Anda sukai di hari lain. Dengan adanya Prabowo, yang Anda dapatkan adalah ketidakpastian, bukan kemenangan bersih bagi AS atau Cina," kata dia.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...