The Fed dan BI Diprediksi Bakal Kembali Turunkan Suku Bunga pada Akhir 2024
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada sisa akhir 2024. Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan bakal mengekor kebijakan suku bunga The Fed.
"Pertemuan The Fed pada November, kemungkinan akan ada pemangkasan lagi. Kalau lihat dari konsensus market, mungkin akan ada pemangkasan 25 basis poin pada November dan 25 basis poin pada Desember 2024," kata Andry dalam acara Media Gathering Kementerian Keuangan di Anyer, Banten, Rabu (25/9).
Dengan begitu, total penurunan suku bunga The Fed hingga akhir tahun ini menjadi 100 basis points (bps). Setelah September ini, Bank Sentral AS memangkas suku bunga sebanyak 50 bps menjadi menjadi 4,75%-5,0%.
Menurut Andry, keputusan yang sama juga akan diambil BI pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) berikutnya. "BI kemungkinan besar juga akan mengikuti pemangkasan suku bunga acuan The Fed," ujar Andry.
Peluang Penurunan Suku Bunga BI pada Oktober 2024
Dia melihat peluang BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Oktober 2024. Peluang tersebut terbuka lebar dengan tingkat inflasi Indonesia yang semakin rendah.
"Jadi asesmen kami, inflasi tahun ini juga akan berada pada kisaran di bawah 2,5%. Tahun depan juga inflasi relatif terkelola kalau kenaikan harga pangan masih bisa di kisaran 3%," kata Andry.
Jika suku bunga The Fed dipangkas hingga 100 bps, ruang penurunan suku bunga BI bisa mencapai 50 bps hingga 75 bps pada 2025. Hal ini diyakini akan berdampak kepada penurunan biaya pinjaman bagi dunia usaha dan juga dapat menggairahkan pasar obligasi.
"Kalau suku bunganya turun, benchmark (obligasi acuan) turun, otomatis imbal hasil obligasinya juga akan turun. Ini akan menggairahkan capital market," ujar Andry.
Sebelumnya, BI memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebanyak 25 bps menjadi 6% pada September 2024. BI juga menurunkan suku bunga deposit facility 25 bps menjadi 5,25 bps dan suku bunga lending facility turun 25 bps menjadi 6,75 bps.
“Keputusan ini konsisten diambil dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran 1,5 plus minus 1% dan penguatan stabilitas nilai tukar rupiah dan perlunya upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (18/9).