Sri Mulyani dan Airlangga Pamer Data IMF: PDB Indonesia Melonjak 4 Kali Lipat
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani pamer bahwa Indonesia berbhasil menekan angka kemiskinan. Hal ini berdasarkan data yang dilaporkan oleh International Monetary Fund (IMF).
Melalui unggahan resmi akun Instagram @the_imf pada Minggu (29/12), IMF menyebut Indonesia berhasil melakukan transformasi ekonomi dengan luar biasa dalam dua dekade terakhir. IMF juga menyatakan bahwa Indonesia berhasil meningkatkan produk domestik bruto (PDB) empat kali lipat dan menurunkan tingkat kemiskinan sepuluh kali lipat selama dua dekade terakhir.
“Hal ini mengafirmasi keberhasilan Indonesia dalam mempertahankan fundamental ekonomi untuk tetap kokoh dan sekaligus memberikan sinyal bagi dunia untuk tetap menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan yang baik bagi investasi,” kata Airlangga dalam pernyataan tertulis, Senin (30/12).
IMF juga menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas di Asia Tenggara dengan 270 juta orang penduduk telah meningkatkan PDB empat kali lipat menjadi US$ 1,4 triliun (setara dengan Rp 22,61 kuadriliun dengan kurs JISDOR Rp 16.162).
Selain itu, jumlah penduduk Indonesia dengan pendapatan kurang dari US $ 2,15 per hari telah menurun sepuluh kali lipat menjadi kurang dari 2%. Provinsi Jakarta mencatat pendapatan yang nyaris setara dengan beberapa negara Eropa seperti Polandia dan Portugal.
Kunci Reformasi Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani mengatakan kebijakan ekonomi yang berfokus pada penguatan di sektor fiskal dan investasi menjadi kunci dalam keberhasilan reformasi ekonomi. Sebagai negara kepulauan yang membentang seluas 3.300 mil dari barat ke timur dengan 270 juta orang penduduk, Indonesia telah berhasil meningkatkan PDB sesuai yang dilaporkan IMF.
Hal ini menunjukan transformasi dan ketahanan ekonomi Indonesia yang luar biasa di tengah berbagai tantangan ekonomi global. “Kami membangun infrastruktur dan memperbaiki iklim investasi melalui perubahan undang-undang untuk menciptakan ekosistem yang baik,” kata Sri Mulyani.
Indonesia juga berinvestasi di bidang sumber daya manusia dengan mengalokasikan 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk pendidikan. Melalui beasiswa, APBN juga digunakan untuk membiayai 50 ribu orang untuk belajar di universitas terbaik dunia.
“Namun, kami tidak bisa mendanai semuanya dengan uang publik. Karena itu kami mengembangkan kemitraan publik dan swasta, serta terus meningkatkan iklim bisnis dan investasi,” ujar Sri Mulyani.
Berdasarkan data IMF, tingkat kemiskinan Indonesia yang juga mengalami penurunan sepuluh kali lipat. Sedangkan pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan berada di level 5% dengan tingkat inflasi yang terkendali di angka 2,5%.
Dalam laporan World Economic Outlook Oktober 2024, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan di angka 5,1% pada 2024-2029. Namun Sri Mulyani tetap optimistis dan terus memperkuat ekonomi domestik dengan menjaga daya saing serta mendorong investasi berkelanjutan.
Sri Mulyani, yang akrab disapa Ani, menjelaskan bahwa dalam 30 tahun terakhir dunia telah mencatat kemajuan besar dalam pengentasan kemiskinan, pemerataan kemakmuran, dan globalisasi. Saat ini, Indonesia berada dalam posisi yang lebih kuat dan kompetitif.
“Ketika dunia dilanda krisis, Indonesia justru memanfaatkannya untuk mendorong reformasi lebih jauh,” ujarnya.