Pengelolaan Sampah Harus Dilakukan Secara Holistik

Rezza Aji Pratama
29 November 2022, 17:01
Lucia Karina Coca Cola
Katadata

Di samping itu kita juga ada program edukasi, kerjasama dengan beberapa lembaga untuk membuat pelatihan kepada anak-anak pemulung supaya bisa diputus mata rantainya. Tetapi di luar dari itu, kita sedang ada proyek khusus yang sedang kita rancang [Lucia menceritakan proyek tersebut tetapi masih off the record]. Doakan saja lancar.

Kalau Amandina itu berapa kapasitas produksinya?

Sekitar 25.000 ton per tahun. Akan ada penambahan kapasitas juga, nanti kita umumkan.

Salah satu isu yang disorot di COP27 terkait greenwashing, bagaimana upaya Coca-Cola menghindari hal tersebut?

Kalau greenwashing itu perusahaan akan funding doang, tetapi tidak memasukkan yang namanya sustainability ke dalam strategi dan DNA perusahaan. Nah kalau di kami, itu masuk ke dalam DNA dan menjadi bagian dari jiwa perusahaan. Itu juga berlaku di semua karyawan. 

On daily activities kita sudah mikirin itu. Misal berapa banyak energi yang kita gunakan? Bisa enggak kita batasi pemakaian energi di kantor? Bisa enggak kita lakukan efisiensi air? Travel juga begitu, bagaimana kita batasin travel-nya. Misal kita lakukan mandiri kayak saya pergi sendiri. 

Coca-Cola Europacific Partners itu sangat kuat di sustainability. Mau dari chairman, CEO paling penting buat mereka itu selain safety karyawan, ya sustainability. Di kami itu ada namanya ambitious goals yang kita sebut action-nya this is forward

Bagaimana dengan ambisi pengurangan emisi di perusahaan?

Kita ada Net Zero Carbon yang ditargetkan di 2040. CCEP itu perusahaan manufaktur pertama di Indonesia yang memasang solar panel. Dan itu perjuangan besar saya untuk mendapatkan itu, dari pemerintah. Dari zaman menterinya Pak Jonan [Menteri ESDM, Ignasius Jonan] kita sudah pasang di Bekasi dan Pasuruan. Kita sudah pasang tetapi tidak bisa dipakai. Sekarang kami sedang perjuangkan untuk yang di Semarang karena izinnya belum keluar

Kalau bauran energi perusahaan sekarang bagaimana?

Bauran energinya sekarang itu kita cukup beragam. Yang jelas di samping internal saya juga mendorong eksternal dari para supplier supaya kita bisa sinergi. Karena kita menghitung dari raw material.

Kalau Coca-Cola sendiri bakal ada rencana offsetting karbon?

Kalau strategi kami pertama kita maksimalkan dulu apa yang kita punya. Jadi semua lini itu kita cari tahu kira-kira di titik mana kita bisa reduce dan kita bisa menggunakan renewable energy. Next step-nya, pertama internal baru kita ke supplier dan customer. Nanti ini kalau misalkan belum optimal, baru kita pindah offsetting. Karena kalau offsetting jadi strategi yang pertama, bayangkan semua orang offsetting. Itu balik ke pertanyaanmu tadi yang soal greenwashing.

Coca-Cola terutama di tingkat global masih menerima kritik dari sejumlah NGO terkait sampah plastik, bagaiaman perusahaan melihat kritik tersebut?

Ini bicara soal plastik kan? Kita harus melihatnya tidak bisa dari satu sisi. Kalau saya, harus melihatnya secara holistik. Apakah benar plastik ini salah? Nah kalau kita lihat dari pendekatan climate change, plastik ini sebetulnya merupakan material yang berkontribusi terhadap climate carbon paling rendah dibanding dengan kaca, aluminium, dan kertas.

Dari sisi produksi maksudnya ya?

Dari sisi produksi, transportasi, dan misal mau diproses kembali. Nah jadi beberapa institusi kayak di Amerika maupun Eropa sebenarnya sudah melakukan kajian terhadap itu. Jadi sekarang bagaimana caranya kita memanfaatkan plastik dan menggunakan plastik secara bijak. 

Di samping memang perusahaan sendiri berupaya melihat beberapa strategi. Misalnya apakah kita bisa manfaatkan refillable, recycle, atau packaging lain yang bisa mengurangi plastik. Kalau di CCEP kita sudah berupaya mengurangi kandungan plastik virgin yang fossil based sampai 17%. Untuk daur ulang, sudah masuk ke tahap peluncuran daur ulang.

Kemudian untuk collection kita juga sudah berupaya. Tahun ini saja memang tidak full year, itu kita sudah mengumpulkan sampai 10.000 ton. Mudah-mudahan itu berlanjut lebih banyak lagi di tahun depan. Karena memang butuh banyak sinergi sih, kayak yang saya bilang EPR itu harus dihidupkan. Enggak bisa hanya mendorong dari produsen karena infrastruktur sampah siapa yang bertanggung jawab? Komunikasi dan pendidikan ke masyarakat siapa yang bertanggungjawab? 

Kalau semuanya di-push, sudah semuanya balik nih kemasan kaca, aluminium, kertas, berapa  banyak carbon emission yang dihasilkan? Berapa banyak area yang dihabiskan untuk membuat kaca? Karena itu kan kaca kuarsa dan rate pengembalian botol kita itu rendah, 30%. Sementara kan ditarik untuk proses pembersihannya butuh energi, distribusinya butuh energi, dan masih banyak yang lain lagi. Jadi enggak mudah sebenarnya kecuali ada solusi buat kemasan yang secara industrial bisa dipertanggung jawabkan. 

Terakhir soal COP27, bagaimana Coca-Cola melihat agenda ini?

Kalau saya sih melihat COP27 ini acaranya memang bagus. Lebih bagus lagi kalau misalkan hasil dari sini ada solusi yang benar-benar bisa dipakai bukan hanya oleh industri tetapi masyarakat secara keseluruhan. Kalau untuk hanya teori-teori saja percuma. Wasting time dan ini menghasilkan emisi karbon juga. Kalau kita bisa dapat sesuatu yang bener-bener solid dan powerful itu luar biasa.

Saya lihat dari beberapa presentasi yang saya ikutin, banyak yang bagus-bagus tapi bagaimana itu bisa disinergikan. Di side event itu sebenarnya bagus juga, karena di side event itu cerita-cerita praktik sesungguhnya malah terjadi. Sementara kalau di beberapa area itu kan lebih banyak arah teori ya, teknis. Mudah-mudahan ada hasil yang bagus lah dari situ. 



Halaman:
Reporter: Rezza Aji Pratama
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...