“Kalau Pilpres Dua Putaran, yang Tersisih Mas Ganjar”

Image title
Oleh Tim Redaksi
29 Desember 2023, 09:44
Hasan Nasbi
Katadata
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran / Founder Cyrus Network

Itu luapan sesaat. Kita enggak menganggap orang sempurna. Di masa orde baru, masa cuman satu jendral yang bersalah, jenderal-jenderal lain bersih semua. Ketika itu logikanya logika aparatur negara, tidak cuman tentara minusnya, polisi juga, mungkin begitu PNS, hansip. Ketika sudah zaman demokrasi, jenderal-jenderal ini berdemokrasi. Pak Susilo Bambang Yudhoyono bikin partai politik.

Ironisnya, jenderal-jenderal yang memecat dia, sekarang malah mendukung. Apa yang terjadi?

Saya tidak tahu persis. Saya coba tanya, apa enggak pahit mendatangi orang-orang yang dulu memusuhi. Dia bertanya, “Memang kenapa? Kan saya tidak kenapa-napa hari ini. Saya Menteri Pertahanan, saya Ketua Umum Gerindra.” Juga tanya apa marah atau benci. “Saya enggak nemu, lupa naruh marah di mana. Benci, sakit hati, kecewa saya lupa.”

Anda percaya apa yang diucapkan beliau itu tulus betul?

Karena di belakang sama dengan di depan, nyaris sama. Dia ngomong, “Saya sekali anak buah, bapak komandan. Mohon maaf, saya waktu jadi anak buah agak nakal dikit.” Di Hambalang begitu dia bilang, di depan kami juga begitu. “Pak Wiranto kan komandan saya, jadi harus saya yang datang. Sekalinya komandan tetap komandan.”

Apa kesan kepada Pak Prabowo dulu dan sekarang?

Pikiran saya dulu dan sekarang berubah 180 derajat dengan Pak Prabowo. Dia juga bilang, di depan duta-duta besar, “Saya belajar dari Pak Jokowi kebijaksanaan, kesabaran. Agak terlambat memang. Coba kalau saya begini 20 tahun yang lalu, biografi saya pasti beda. Saya belajar dengan cara dan perjalanan yang berat, tidak gampang.”

Jadi Anda sudah sangat mantap mendukungnya?

Secara hati juga nyambung hari ini. Dan Pak Jokowi juga mengkonfirmasi apa yang dalam pikiran kami. Bukan berarti Mas Anies, Mas Ganjar enggak baik. Orang yang sudah sampai level ini tidak mungkin bukan orang hebat. Sampai dua periode jadi Gubernur Jawa Tengah, tidak mungkin bukan orang hebat. Orang yang pernah jadi Gubernur DKI enggak mungkin bukan orang hebat.

Maka, saya agak beda dengan Romo Magnis (Franz Magnis Suseno) yang bilang pilpres itu untuk mencegah yang terburuk berkuasa, berarti menganggap mereka buruk-buruk. Sebaliknya, saya menganggap ini orang-orang hebat, tapi saya mau cari per hari ini yang paling hebat. Bisa jadi lima tahun lagi Mas Anies yang paling hebat.

Yang terbaik-terbaik ini ada sequence waktunya. Tahun 2014, buat saya yang terbaik Pak Jokowi, ada Pak Prabowo di situ. Tahun 2019, buat saya Pak Jokowi yang terbaik, ada Pak Prabowo di situ.

Atau sekalian, 2024 yang terbaik juga Pak Jokowi?

Tapi kan tidak bisa. Kekuasaan harus dibatasi. Itu doktrin ilmu politik. Makanya, untuk tiga periode saya selalu bilang tidak setuju karena kami sayang Pak Jokowi. Kalau tidak, nanti foto Pak Jokowi disandingkan dengan foto Erdogan, Xi Jinping, atau kepala-kepala negara di Afrika, yang mengamandemen konstitusi untuk menambah periode.

Tapi kemudian muncul Gibran yang banyak dikritiki. Menurut Anda masih oke?

Calon presidennya Pak Prabowo, bukan Pak Jokowi. Sama seperti di Filipina, Presidennya Bongbong Marcos bukan Duterte. Anaknya Duterte jadi wakil presiden di Filipina. Tapi presidennya bukan Duterte. Jadi, sangat berbeda dengan tiga periode.

Anda mau bilang bahwa faktor Jokowi tidak bisa masuk lewat Gibran untuk mempengaruhi Prabowo?

Kalau mempengaruhi, Pak Jokowi tanpa Gibran bisa mempengaruhi Pak Prabowo. Tanpa ada Gibran pun bayang-bayang Pak Jokowi akan ada. Ini kan keberlanjutan. Pak Prabowo menggaransi yang dilakukan Pak Jokowi akan dilanjutkan, terutama Ibu Kota Nusantara. Dan ada bayang-bayang Pak Jokowi itu bukan sesuatu hal yang memalukan.

Meurut Anda, bagaimana elektabilitas para kandidat capres-cawapres dengan kondisi yang paling mutakhir?

Data tidak cuma satu. Kita bisa saling intip. Mungkin dua-tiga minggu lagi (akhir Desember) migrasi pendukung Pak Jokowi yang ingin eksodus sudah selesai, atau mereka tetap stay bersama PDIP dan Ganjar. Jadi, setelah minggu ketiga Desember, hasil survei tidak akan banyak berubah lagi.

Beberapa poling besar mengatakan suara Prabowo-Gibran yang tertinggi?

Menanjak tajam setelah diumumkan berpasangan. Pak Prabowo sebelum berpasangan terkunci di 38, 39, 40 persen. Sekarang sudah jauh di atas itu.

Mau bilang satu putaran?

Ada kemungkinan sangat besar untuk satu putaran. Cuman saya ingin yang lain fair. Satu putaran ini kan konsensus bertiga. Maksudnya, Pak Arsyad, Ketua TPN Ganjar-Mahfud pada bulan Agustus atau September bilang dapat target satu putaran. Kemudian ketika Anies-Cak Imin dapat nomor urut satu, mereka bilang satu ini untuk satu putaran. 

Kami senang-senang aja mereka punya target satu putaran. Tapi tiba-tiba, ketika kami punya target satu putaran muncul macam-macam, ini mau curang katanya. Kenapa kalian boleh satu putaran kami tidak boleh satu putaran.

Sekarang, elektabilitas Prabowo-Gibran di atas 40 persen?

Ya. Sementara Ganjar-Mahfud di bawah 30 persen. Anies-Imin sekitar 20-an persen. Pollster-pollster yang selama ini mengglorifikasi Ganjar, dua bulan ke depan saya yakin tidak akan rilis. Kenapa? Data mereka tidak memungkinkan untuk dirilis, ha ha ha. Padahal dulu sampai Juli, kira-kira rilis setiap dua minggu. Karena angkanya sedang bagus-bagusnya, ya dirilis terus untuk pembentukan opini. Merilis itu bagian dari mengkonfirmasi atau mengafirmasi, biar masyarakat nyambung perasaannya.

Lalu apa yang jadi faktor suara Prabowo-Gibran terus melejit?

Itu Pak Jokowi. Sebelumnya orang masih anggap Jokowi netral, pasti dukung Ganjar, dukung Prabowo. Kita bebas pilih yang mana ketika Gibran belum masuk. Begitu Gibran masuk, sudah mulai pindah. Begitu ditetapkan pindah lagi, begitu sudah ada nomor urut pindah lagi. 

Kalau di atas kertas begitu, hitung-itungannya sudah santai?

Enggak dong. Kan hari ini angkanya belum satu putaran. Kita harus fair juga. Trennya menuju ke arah sana, tapi angka per hari ini belum.

Anda optimistis sampai berapa persen untuk bisa satu putaran? 

Menurut saya 52, 53 persen sudah cukup masuk akal, enggak usah mimpi 56, 57 persen. Strong voter Pak Prabowo itu 25 persen di 2014 dan 2019, mau pakai jurus agama atau non-agama. Ketika 2019, dari 45 persen, 20 persen lari ke Anis, dia 25 persen. Strong voter Pak Jokowi tentu itu minimal, kalau enggak sama, ya lebih besar. Approvale rating di atas 70, kalau sama 25 + 25, sudah 50 persen. Kita belum menghitung faktor Pak SBY.

Pak Susilo Bambang Yudhoyono ini kan Demokrat, tapi dukungannya kayaknya cuman Demokrat untuk Prabowo, enggak pernah di-mention Gibran.

Enggak tahu kalau itu. Teman-teman di Demokrat yang bisa jelaskan, tapi mungkin dari awal setingannya Demokrat untuk Prabowo. Ketika memberikan dukungan kan belum ada Gibran.

Jadi faktor terbesar itu tetap Pak Jokowi? 

Di atas kertas begitu. Orang melihatnya koalisi Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN. Tapi ada bayangannya. Koalisi Pak Prabowo, Pak Jokowi, PSBY, jagoan-jagoan semua, yang enggak bisa apply di koalisi lain. Belum lagi kekuatan politik partai pengusung Prabowo secara suara sekitar 43 persen, secara kursi 44 persen. 

Anda bergabung karena sudah ada kalkulasi Pak Prabowo begitu kuat dengan bayangan tiga pemimpin besar tadi?

Ya, tapi enggak cuman itu. Bulan Juli, elektabilitas Pak Prabowo masih di bawah Mas Ganjar. 

Ini diuntungkan karena Pak Jokowi masih menjadi presiden?

Kami akui itu. Buat saya, efek Jokowi terhadap suara Prabowo signifikan.

Walhasil, kalkulasinya suara Prabowo-Gibran kalau satu putaran itu 52 persen?

Iya. Ganjar mungkin 20-an persen, sebesar PDIP. Anies mungkin paling tinggi 22, 23 persen.

Kalau dua putaran, kira-kira siapa yang tersisih?

Kalau melihat tren angka, di dua putaran kemungkinan Mas Ganjar yang tersisa, karena suaranya mendekati suara PDIP 

Jika dua putaran, suara Ganjar-Mahfud ke mana?

Kalau polanya hari ini, enggak akan geser ke Anies. Elitnya bisa saja ke Anies, tapi suara massanya, kedekatan massanya, enggak akan ke sana. Yang ekstrem kiri, kalau dia mau pindah, ke tengah dulu. Yang ekstrim kanan juga begitu, kalau pindah ke tengah dulu, bukan ke ekstrem kiri.

Apa salah satu kekuatan dari pasangan Prabowo-Gibran resources-nya, logistiknya? Ada topangan dari oligarki yang luar biasa. Bener?

Saya enggak tahu secara persis, tapi kalau orang menyumbang bisa siapa aja. Dalam pilpres ini, enggak mungkin ada satupun capres yang bebas dari oligarki. Emang Mas Ganjar pergi keliling daerah pakai pesawat komersil, kan enggak. Mas Anies keliling-keliling itu pakai pesawat private, punya siapa? Oligarki kan 

Kasihan oligarki ini dijelek-jelekin di satu sisi, tapi dipakai juga. Kalau Pak Prabowo punya private jet sendiri, enggak perlu pinjem. 

Kalau menyewa bisa kan?

Ya tidak apa-apa, tapi disumbang pesawat juga boleh. Kalau menyewa, duit buat bayarnya dari siapa? Emang dari tabungannya Mas Ganjar, Mas Anies, kan tiak mungkin. Dari tabungannya oligarki juga.

Terkait dengan geopolitik internasional, seberapa besar pengaruhnya? Prabowo-Gibran lebih dekat dengan Amerika atau Cina?

Saya tidak berani mendefinisikan paling dekat dengan mana. Kayaknya, beliau berusaha seperti doktrin politik luar negeri Indonesia, bebas aktif. Tidak mungkin ngeblok secara militer, pertahanan, dengan negara manapun. Tapi kita bisa berhubungan dagang, bisnis, ekonomi dengan negara manapun. Makanya, Pak Prabowo berapa kali lawatan ke Cina, tapi terakhir ke Amerika. Beberapa kali ke negara ASEAN, juga ke middle east. Jadi keseimbangan itu penting.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...