Cerita Situ Bagendit Lengkap Beserta Pesan Moralnya
Namun, sebelum petani itu bisa menahan kakek tersebut, kakek itu menghilang.
Di tempat lain, Nyai Bagendit sedang asyik menghitung emas dan permata di halaman rumahnya. Tiba-tiba, seorang nenek tua datang meminta sedekah.
Namun, Nyai Bagendit malah menghardik dan membentak nenek tua tersebut dengan kasar.
"Hey, orang tua yang tidak tahu diri! Pergi dari rumahku, kamu mengganggu pemandangan siangku. Pergilah dari hadapanku!" bentak Nyai Bagendit.
Namun, bukannya menangis, nenek tua tersebut malah tersenyum dan tertawa terbahak-bahak.
"Tidak perlu mengusirku," kata kakek tua tersebut, lalu menancapkan tongkat rotan yang digunakannya ke tanah. "Aku akan pergi, asalkan kamu bisa mencabut tongkat ini dari tanah."
"Dasar orang gila. Mudah saja mencabut tongkat ini. Bahkan tanpa usaha, aku bisa melakukannya!" kata Nyai Bagendit sombong.
Namun, kagetnya Nyai Bagendit ketika mencoba mencabut tongkat itu dengan satu tangan. Tongkat itu tidak bergeming. Bahkan dengan dua tangan sekaligus, Nyai Bagendit tidak bisa mencabutnya.
Nyai Bagendit memanggil semua orang suruhan dan pelayannya untuk mencabut tongkat tersebut, tetapi tidak ada yang berhasil.
"Rupanya, kekuatan kalian tidak seberapa. Lihatlah, aku akan mencabut tongkat ini," kata kakek tua itu.
Ternyata, tongkat yang awalnya sulit dicabut, langsung terlepas. Akan tetapi, yang lebih aneh adalah setelah tongkat itu dicabut, tiba-tiba air besar mengalir dari tempat tersebut tanpa henti.
"Nyai Bagendit, ini adalah akhir hukumanmu! Air ini adalah air mata penduduk yang menderita akibat perbuatanmu. Kamu dan semua harta benda akan tenggelam dalam air."
Setelah mengucapkan itu, kakek tua tersebut tiba-tiba menghilang. Nyai Bagendit, yang panik melihat air yang meluap deras, berusaha menyelamatkan hartanya, namun air bah lebih cepat menenggelamkannya beserta seluruh harta dan semua orang serta pelayannya.
Demikianlah berakhirnya Nyai Bagendit, wanita sombong, kikir, dan jahat, bersama seluruh kekayaannya.
Pesan Moral Situ Bagendit
Moral yang dapat diambil dari dongeng Situ Bagendit adalah tentang sikap dalam mengelola kekayaan. Sifat pelit, tamak, dan sombong terhadap harta yang dimiliki tidaklah bijaksana.
Sikap-sikap tersebut dapat merugikan atau bahkan membawa bencana bagi seseorang di masa depan. Sebaiknya, kekayaan yang dimiliki tidak hanya disimpan, tetapi juga sebagian digunakan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Sikap tolong menolong yang tidak dimiliki Nyai Bagendit justru mencelakakan dirinya sendiri. Harta kekayaannya hilang begitu saja dan tidak ada yang menolongnya.