Pertumbuhan PDB Kuartal III Diramal 3,48%, Konsumsi Jeblok Karena PPKM

Abdul Azis Said
4 November 2021, 16:32
PDB, ekonomi, konsumsi
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Seorang pedagang tertidur lelap di lapak buah miliknya di Pasar Induk Kramat Jati, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (28/7/2021). Imbas penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 para pedagang mengaku alami penurunan pendapatan hingga 50%.

Pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2021 diperkirakan akan melambat. Perlambatan terutama disebabkan tertekannya konsumsi rumah tangga akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak awal Juli.

Pada kuartal II tahun ini, ekonomi Indonesia tumbuh 7,07% year-on-year (yoy) yang sekaligus mengakhiri tren kontraksi sejak kuartal II tahun 2020.

Sebagai informasi, pemerintah memberlakukan PPKM Darurat pada 3 Juli yang kemudian berubah nama menjadi PPKM Level 4.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan ekonomi kuartal III 2021 hanya akan tumbuh di kisaran 3,48% yoy, kurang dari separuh realisasi kuartal sebelumnya.

Komponen konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB) yang berkontribusi besar terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan juga melambat.

 "Perlambatan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh penurunan mobilitas masyarat sepanjang kuartal ketiga, mengingat pemerintah memberlakukan PPKM pada periode tersebut," kata Josua kepada Katadata, Kamis (4/11).

Konsumsi rumah tangga diperkirakan hanya akan tumbuh 3,44%, dari pertumbuhan 5,93% pada kuartal II.

Perlambatan terindikasi dari indeks keyakinan konsumen (IKK) sepanjang Juli-September terus berada di bawah 100 poin yang menunjukkan sentimen pesimistis.

Dari sisi konsumsi durable goods alias barang tahan lama, pertumbuhan penjualan mobil ritel tercatat naik tumbuh 82% secara yoy, tetapi melambat dari kuartal sebelumnya 194%.

Begitu juga penjualan motor yang melambat dari pertumbuhan 269 yoy, menjadi 32% sepanjang Juli-September.

 Meski begitu, indikasi pertumbuhan konsumsi terlihat dari impor barang konsumsi yang tercatat tumbuh positif sebesar 54,7% secara yoy.

Kinerja tersebut lebih baik dari pertumbuhan 31,5% pada kuartal sebelumnya.

Seperti diketahui, konsumsi menyumbang hampir 56% ke pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itulah, naik turunnya konsumsi akan sangat berpengaruh terhadap laju PDB Indonesia.

Investasi yang pada kuartal III diramal tumbuh 5,6% secara yoy, juga melambat dari 7,54% pada kuartal sebelumnya.

Perlambatan terindikasi dari konsumsi semen yang hanya tumbuh 3,3% yoy, lebih kecil dari kuartal sebelumnya yang berhasil tumbuh 12,2%.

Rencana Perpanjangan PPKM Darurat
Suasana jalan yang sepi karena adanya penyekatan selama PPKM Darurat (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.)



Penjualan alat berat sepanjang berhasil melesat 179% yoy, lebih tinggi dari 107,3% pada kuartal sebelumnya.

Josua mengatakan ini menunjukkan bahwa subkomponen investasi non-bangunan masih cukup bergeliat.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal III Tahun 2021 mencapai Rp 216,7 triliun.

Realisasi tersebut naik 3,7% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, dibandingkan kuartal sebelumnya (q to q), turun 2,8%. 

 Konsumsi pemerintah yang pada kuartal sebelumnya terus tumbuh positif, pada kuartal III diramal terkontraksi 2,72%, jatuh dari pertumbuhan 8,1% pada kuartal sebelumnya.

Josua mengatakan penyebabnya karena belanja pemerintah pada periode tersebut terkontraksi 17,5% yoy, dari kuartal sebelumnya berhasil tumbuh 5%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...