Advertisement
Advertisement
Analisis | Formula Meredam Lonjakan Pasien Covid-19 di DKI Jakarta - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Formula Meredam Lonjakan Pasien Covid-19 di DKI Jakarta

Foto: Joshua Siringoringo/ Katadata/ Ilustrasi
Pemerintah menambah kapasitas tempat tidur di Wisma Atlet dan di 27 hotel untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 di Jakarta. Namun, hal ini tak cukup tanpa diiringi peningkatan tes dan pelacakan kontak pasien Covid-19.
Dimas Jarot Bayu
23 September 2020, 08.12
Button AI Summarize

Jumlah tempat tidur ruang isolasi dan unit pelayanan intensif (ICU) rumah sakit di Jakarta semakin menipis. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta hingga 13 September 2020, hanya tersisa 1.329 unit tempat tidur ruang isolasi atau 25% dari total 5.314 di 67 RS rujukan. Sementara, jumlah tempat tidur di ICU hanya tersisa 101 unit atau 17% dari total 594.

Padahal, jumlah kasus Covid-19 di Jakarta belum menunjukkan penurunan. Berdasarkan data Jakarta Tanggap Corona hingga Minggu (20/9) total kasus mencapai 62.886 orang. Sepekan terakhir, rata-rata penambahan kasus corona harian sebanyak 1.146 orang.

Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran tempat tidur di ruang isolasi dan ICU pada rumah sakit akan penuh. Maka, pemerintah memanfaatkan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta sebagai tempat perawatan dan isolasi mandiri pasien positif corona.

Pemerintah telah membuka tower 4, 5, 6, dan 7 Wisma Atlet untuk rawat inap pasien positif corona tanpa gejala hingga bergejala sedang. Total kapasitas tempat tidur di empat tower tersebut mencapai 5.730 unit.

Hingga Senin (21/9), data Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I TNI menyatakan hanya tower 4 yang belum terpakai. Tower 5 sudah terisi 1.699 orang. Sementara tower 6 dan 7 terisi mencapai 2.355 orang. Total 4.024 tempat tidur telah terisi atau setara 70% kapasitas Wisma Atlet.

Tingginya tingkat keterisian di Wisma Atlet seiring dengan lonjakan pasien rawat inap sejak Kamis (17/9) sampai hari ini (21/9). Total tambahan pasien rawat inap dalam kurun waktu itu sebanyak 2.112 orang.   

Penambahan terbanyak pada 17 September 2020, yakni 1.017 pasien rawat inap. Setelahnya, tambahan pasien rawat inap tak pernah kurang dari 100 orang setiap harinya. Sehingga, rata-rata pasien masuk dalam lima hari mencapai 422 orang. Jika kondisi ini berlanjut, maka hanya butuh empat hari sampai seluruh tempat tidur di Wisma Atlet terisi penuh.

Selain Wisma Atlet, pemerintah juga berencana menggunakan 27 hotel di Jakarta sebagai tempat isolasi mandiri. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, total kapasitas seluruh hotel tersebut sebanyak 3.711 kamar.

Rinciannya, 11 hotel dengan 1.605 kamar di Jakarta Pusat, 5 hotel dengan 557 kamar di Jakarta Selatan, 4 hotel dengan 587 kamar di Jakarta Timur, 5 hotel dengan 602 kamar di Jakarta Barat, dan 2 hotel dengan 360 kamar di Jakarta Utara.

Hanya, dengan asumsi rata-rata penambahan pasien harian sama dengan Wisma Atlet, maka tempat tidur hotel untuk isolasi bakal terisi penuh dalam sembilan hari.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi