Advertisement
Advertisement
Analisis | Dari Cupang hingga Arwana, Potensi Besar Bisnis Ikan Hias Indonesia - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Dari Cupang hingga Arwana, Potensi Besar Bisnis Ikan Hias Indonesia

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Indonesia memiliki ribuan jenis ikan hias. Nilai ekspornya dalam enam tahun terakhir terus meningkat. Di saat pandemi, bisnis budi daya ikan hias bisa bertahan.
Author's Photo
25 Februari 2021, 10.29
Button AI Summarize

Potensi ekonomi budi daya ikan hias di Indonesia sangat besar. Berdasarkan laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), terdapat 3.567 jenis ikan air laut dan 1.226 jenis ikan tawar yang berpotensi dibudidayakan sebagai ikan hias. 128 jenis ikan di antaranya tergolong endemik atau yang hanya bisa ditemukan di negeri ini.

Mengacu data 2018, Indonesia bertengger di posisi ketiga secara global sebagai eksportir ikan hias air laut dan posisi kelima dunia untuk ekspor ikan hias air tawar. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkominves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut nilai ekspor ikan hias Indonesia pada 2017 sebesar US$ 27,6 juta, naik US$ 3 juta dari 2016 yang US$ 24,6 juta.

“Tentu dengan potensi ikan hias yang luar biasa, Indonesia seharusnya bisa menjadi perangkat nomor satu di dunia,” ujar Luhut, dilansir dari laman kementerian terkait.

Data Kementerian KKP memang menunjukkan nilai ekspor ikan hias terus meningkat dari tahun ke tahun, meskipun volumenya fluktuatif. Dalam enam tahun terakhir, puncak raupan nilai ekspor ikan hias Indonesia pada 2019 yang menghasilkan US$ 33,8 juta atau Rp 473,2 miliar (Rp 14.000/USD).

Puncak volume ekspor ikan hias Indonesia pada 2018. Saat itu negeri ini mampu mengekspor 1.6304 ton ikan hias ke luar negeri. Namun, nilai dan volume ekspor ikan hias Indonesia merosot dalam laporan KKP per Agustus 2020 lantaran terimbas pandemi Covid-19.

Kendati begitu, bukan berarti pasar luar negeri ikan hias Indonesia sangat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Kementerian KKP mencatat ekspor ikan arwana merah masih besar dan menjadi yang tertinggi dibandingkan jenis lainnya pada 2020.

Tercatat total volume eskpor arwana merah pada 2020 sebanyak 20,4 ton yang menghasilkan US$ 3,3 juta atau setara dengan Rp 46,2 miliar. Pasar utama arwana merah adalah Tiongkok, Taiwan, dan Singapura.     

Sesuai dengan namanya, arwana merah banyak diminati sebab warnanya yang terus bertumbuh dari sirip ikan muda hingga insang dan pinggiran sisiknya. Ikan khas Kalimantan Barat dan tergolong jenis air tawar ini terdiri atas empat varietas, yakni merah darah, merah cabai, merah jingga, dan merah emas.

Menurut Said dan Hidayat dalam bukunya berjudul “101 Ikan Hias Air Tawar Nusantara”, ikan hias air tawar banyak dilirik sebab memiliki pola warna yang khas, perilaku, dan bentuk tubuh yang menarik. Selain itu, varietas ikan hias di tanah air pun beragam.

Dari sisi pasar domestik, Indonesia juga memiliki pasar besar. Data Kementerian KKP mencatat lalu lintas ikan hias domestik meningkat pada periode 2014-2017. Pertumbuhannya berkisar 12-50% per tahun. Sebuah hal yang menunjukkan pergerakan jual beli massif dan lintas daerah di dalam negeri.

Selama pandemi Covid-19, demam ikan hias pun sempat menjangkiti masyarakat. Baik sekadar memlihara sebagai hobi, maupun membudidayakannya secara rumahan.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi