Strategi Pemulihan Inklusif untuk Perbaikan Pasar Tenaga Kerja

Muhammad Taufik
Oleh Muhammad Taufik - Tim Riset dan Publikasi
28 April 2022, 01:00
Pasar tenaga kerja butuh strategi inklusif
PBB

Pasar tenaga kerja Indonesia saat ini sedang dalam masa pemulihan setelah dua tahun dihantam pandemi COVID-19.

Untuk menghadapi tantangan pasca pandemi, dibutuhkan strategi pemulihan inklusif agar sektor ketenagakerjaan dapat menjadi instrumen penting dalam bangkitnya perekonomian nasional.

Dalam Webinar Tripartit yang diselenggarakan oleh Katadata dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertajuk ‘Strategi Pemulihan Inklusif di Masa Pandemi COVID-19’, Kepala Perwakilan PBB Indonesia Valerie Julliand mengatakan, dampak terberat dari COVID-19 harus disiasati dengan solusi yang dapat mengatasi akar permasalahan, seperti ketidaksetaraan dan diskriminasi di pasar tenaga kerja dan masyarakat.

”Pemerintah Indonesia, serikat pekerja, dan sektor swasta harus bisa memastikan pemulihan pasca pandemi secara inklusif, melindungi hak-hak pekerja, dan merespons ketidaksetaraan serta kesenjangan akibat pandemi COVID-19,” ujarnya.

Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Vivi Yulaswati menjelaskan, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus 5 persen pada 2020 akibat pandemi COVID-19.

Namun saat ini, pemulihan sudah tampak yang terlihat dari pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen pada 2021.

Menurut dia, kontraksi perekonomian pada awal masa pandemi memang telah berdampak terhadap pasar tenaga kerja Indonesia.

”Imbasnya, komposisi, jam kerja, dan tingkat produktivitas pasar tenaga kerja ikut mengalami perubahan,” ujar dia.

Dia berpendapat, pemulihan ketenagakerjaan di Indonesia akan dapat berjalan baik apabila vaksinasi booster dapat bergulir secara efektif.

Sebab, terbukti secara empiris, ketika program vaksinasi bergulir sejak tahun kedua pandemi, mobilitas masyarakat kembali bergeliat, dan aktivitas perekonomian mulai membaik.

Ketangguhan ekonomi masyarakat juga dapat dibangun melalui perlindungan sosial yang adaptif. Mekanisme perlindungan sosial ini dirancang untuk melindungi masyarakat dari berbagai ancaman yang ditinjau dari aspek geografis dan demografis.

”Perlindungan sosial ini juga juga dibangun dengan kombinasi ancaman perubahan iklim dan risiko bencana alam,” ujarnya.

Sementara Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban  mengatakan, ada perubahan perilaku dalam relasi industrial yang secara langsung terbentuk akibat pandemi.

Salah satunya prioritas terhadap dialog sosial atau bipartit demi keberlanjutan bisnis dan mempertahankan lapangan kerja.  

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...