Debat Pertama Selesai
Debat pertama capres tiga pasangan telah berakhir. Selanjutnya tiga pasangan capres akan menggelar debat kedua pada 22 Desember mendatang.
Tema debat kedua ini yakni ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.
Berikut jadwal debat selanjutnya:
Debat Kedua: Jumat, 22 Desember 2023
Debat Ketiga: Minggu, 7 Januari 2024
Debat Keempat: Minggu, 14 Januari 2024
Debat Kelima: Minggu, 4 Februari 2024
Ganjar Tutup Debat: Pemerintah Dikritik Tak Perlu Baper
Ganjar Pranowo menutup debat pertama dengan berjanji akan terus mendengar keluh kesah masyarakat. Dia menyatakan pemerintah tak perlu baper saat menerima kritikan.
“Betapa bahagianya rakyat ini bila pemerintah ketika dikritik tidak baperan dan ketika media menulis mereka merasa ini vitamin buat dirinya bukan sedang merongrong apalagi kemudian merasa terancam,” ujar Ganjar.
Pidato Pamungkas Prabowo: Bangun Negara Tak Sekedar Retorika
Dalam pidato pamungkas, Prabowo menyatakan keinginannya untuk membuat Indonesia lebih maju dan adil. "Kami ingin menghilangkan korupsi. Negara sangat kaya, kekayaan kita luar biasa," ucapnya.
Untuk mencapai itu, kata dia, seluruh rakyat harus bersatu dan tidak terpecah-belah. Kepentingan kelompok berada di atas kepentingan pribadi.
"Hanya dengan kerukunan dan kearifan, kebersihan jiwa, tidak dengan permainan kata-kata retorika tapi sungguh-sungguh kita cinta Tanah Air, Indonesia," ujarnya.
Pidato Penutup Anies: Pentingnya Pemimpin Jaga Etika
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan memberikan pernyataan penutup menyinggung pentingnya menjaga etika sebagai pemimpin. Dia menegaskan pemimpin harus bisa memberikan contoh.
Bila etika tak dianggap penting, maka akan berjalan praktek orang dalam yang akan merusak sendi-sendi kehidupan bernegara."Penting menjunjung etika dimulai dari capres apakah dia kompromi tidak pada etika," kata dia.
Dia mengajak anak muda untuk memilih pemimpin yang bertika. Anies menjanjikan kebebasan pendapat. "Saya sampaikan wakanda no more, Indonesia forever," ujarnya. Wakanda merupakan istilah yang sering digunakan saat mengkritik Indonesia.
Anies Angkat Kasus Kanjuruhan dan KM 50
Anies mengangkat dua kasus hukum yakni Kanjuruhan dan KM 50 dalam debat calon presiden. Anies menanyakan dua kasus tersebut kepada Ganjar Pranowo.
Anies mengatakan dua kasus tersebut menimbulkan pertanyaan terutama dari keluarga para korban. Ia bakal penuntasan dua kasus tersebut jika terpilih menjadi presiden. "Menghadirkan rasa keadilan dan bukan saja legalnya," katanya.
Ganjar Singgung ke Prabowo soal Pelanggaran HAM Berat
Ganjar bertanya isu pelanggaran kepada Prabowo. Dia mengatakan terdapat 12 kasus pelanggaran HAM berat masa lalu yang pernah terjadi di Indonesia. Dia lalu bertanya apakah Prabowo bila di DPR akan membuat pengadilan HAM dan mengerjakan rekomendasi DPR.
Prabowo mengatakan dia sudah menjawab berulang kali mengenai pelanggaran HAM berat. Dia mengaku sebagai sosok pembela HAM. Salah satunya dia buktikan dengan kehadiran Budiman Sudjatmiko yang berada di pihaknya.
"Kenyataannya orang-orang yang ditahan, tapol-tapol yang katanya saya culik sekarang di pihak saya dan membela saya," kata dia.
Prabowo lalu mengatakan masalah HAM jangan dipolitisir. "Jadi masalah HAM jangan dipolitisasi mas Ganjar," kata Prabowo.
Prabowo Cecar Anies soal Polusi Jakarta
Prabowo menanyakan kepada Anies mengenai anggaran DKI Jakarta sekitar Rp 80 triliun dengan penduduk Jakarta sekitar. Namun, Anies tak mampu mengatasi masalah polusi.
Anies meemberikan jawaban dengan menyebut polusi udara gak punya KTP. "Angin tidak punya KTP, angin itu bergerak dari sana-sini," kata dia.
Dia mengatakan polutan yang muncul dari pembangkit listrik tenaga uap mengalir ke Jakarta, maka tercatat di Jakarta karena terdapat alatnya. Namun, bila anginnya bergerak ke arah Lampung, Sumatera, Laut Jawa, karena tidak ada alat monitor maka tidak muncul.
Merespon jawaban itu, Prabowo mengatakan: "Ya susah kalau kita menyalahkan angin, kalau ada pemerintah," kata dia.
Anies: Fenomena Ordal Ini Menyebalkan
Anies memberikan pertanyaan kepada Prabowo mengenai keputusan MK yang memberikan karpet merah kepada Gibran sebagai cawapres.
Anies menyebut putusan MKMK itu merupakan pelanggaran etika berat. Dia bertanya kepada Prabowo mengenai perasaannya saat terjadi pelanggaran etika.
Prabowo mengatakan dari para pakar hukum yang mendampinginya tak ada masalah hukum."Intinya adalah keputusan itu final dan tidak dapat diubah, ya saya laksanakan," kata dia.
Dia mengatakan jika rakyat tidak suka Prabowo-Gibran, maka tak usah memilih mereka. "Saya tidak takut tidak punya jawaban, mas Anies. Sorry ya, sorry ya," kata dia.
Anies kemudian membalas dengan: 'fenomena ordal ini menyebalkan. Di mana-mana ada ordal," kata dia. Ordal merupakan orang dalam.
Debat Seru Prabowo dan Anies soal Demokrasi
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto terlibat dalam adu kata-kata saat debat pertama calon presiden. Perdebatan terjadi saat keduanya membahas soal demokrasi dan partai politik.
Awalnya, Prabowo menyinggung Anies yang mengkritik soal fungsi partai politik. Setelah itu, ia menyinggung proses majunya Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Mendapatkan serangan, mantan Menteri Pendidikan itu membalas dengan pernyataan sengit. "Pak Prabowo tidak tahan menjadi oposisi," kata Anies dalam debat capres di KPU, Jakarta, Senin (12/12).
Anies mengatakan Prabowo pernah mengakui bisnis dan usahanya sulit jika tidak berada dalam kekuasaan. Menurut Anies, kekuasaan sejatinya lebih besar ketimbang uang.
Prabowo: Kalau Jokowi Diktaktor, Tak Mungkin Anies Jadi Gubernur
Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto mengatakan lawannya, Anies Baswedan, agak berlebihan karena mengeluh tentang situasi demokrasi saat ini.
"Mas Anies, Mas Anies... Mas Anies dipilih jadi gubernur DKI Jakarta menghadapi pemerintah yang berkuasa," ucap Prabowo di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12). "Saya yang mengusung Bapak. Kalau demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin Anda menjadi gubernur."
Prabowo juga menyebut kalau Presiden Joko Widodo seorang diktator, tidak mungkin Anies dapat menjadi gubernur. "Saya waktu itu oposisi, Mas Anies. Anda ke rumah saya. Kita oposisi, Anda terpilih."