Menakar Potensi Sido Muncul Setelah Stock Split di Tengah Pandemi

Pingit Aria
2 September 2020, 06:10
Berbagai jenis jamu produksi PT Sido Muncul.
Katadata
Berbagai jenis jamu produksi PT Sido Muncul.

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berencana melakukan stock split dengan rasio 1:2. Rencana tersebut sudah mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada 27 Agustus 2020.

“Kita pecah dari satu menjadi dua, dari 15 miliar (jumlah saham yang beredar) menjadi 30 miliar,” kata Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard dalam paparan publik perseroan, Kamis (27/8/2020) lalu.

Tujuan dari stock split ini adalah untuk menarik lebih banyak investor masuk ke saham SIDO. Stock split juga dilakukan untuk menaikkan likuiditas saham SIDO. Stock split akan berdampak pada harga dan juga kepemilikan, tanpa mengubah nilai saham. 

Nantinya harga saham akan terbagi sesuai dengan rasio yang ditetapkan. Sebagai contoh, Anda memiliki saham SIDO di harga Rp 1.470 dengan kepemilikan 100 lot atau 10.000 saham. Maka harga saham setelah stock split akan menjadi setengah dari harga saat ini, atau sebesar Rp 735. Sementara kepemilikan Anda naik jadi dua kali lipat, jadi 20.000 saham atau 20 lot. 

Lalu, bagaimana prospek saham SIDO? Pendiri Ellen May Institute dan Analis Ellen May merekomendasikan saham SIDO sebagai investasi jangka panjang. Sebab, perusahaan memiliki kinerja yang baik.

"Hal dilihat dari pendapatannya yang stabil dan juga pertumbuhan laba yang konsisten dari tahun ke tahun, termasuk saat pandemi," ujarnya, Senin (31/8).

Kinerja Sido Muncul

Secara umum kinerja SIDO memang masih cukup positif karena mengalami pertumbuhan pendapatan pada semester I 2020 sebesar 3,5% year on year (yoy) dibandingkan dengan semester I 2019 menjadi Rp 1,46 triliun. 

Capaian ini didukung segmen makanan dan minuman yang mengalami kenaikan 16,3%. Selain itu, segmen farmasi juga mengalami peningkatan 6%. Sedangkan, produk jamu herbal dan suplemen turun 2,11%.

Laba SIDO juga masih tumbuh 10.6% menjadi Rp 413 miliar sepanjang semester pertama lalu. Perusahaan mampu menekan beban umum dan administrasi sebesar 13,63% menjadi Rp91 miliar dibandingkan semester I 2019. 

Hal itu membuat laba operasi perusahaan meningkat menjadi 34% dari tahun sebelumnya sebesar 33%. Di sisi lain, margin laba bersih SIDO sebesar 28% naik dari tahun sebelumnya sebesar 27%.

Di samping itu, SIDO juga mampu menjaga profit marginnya di atas 20%, dan terus bertumbuh. Sementara, rasio utang terhadap ekuitas dan aset juga dinilai baik karena masih dibawah 1.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...