Kementerian ESDM memastikan program penangkapan karbon atau carbon capture storage dan carbon capture utilization storage (CCS/CCUS) tidak akan menggangu target bauran energi baru terbarukan (EBT).
Pemerintah perlu memasukkan opsi pendanaan dari pihak swasta untuk mencapai target pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75 GW.
Presiden Prabowo membutuhkan target pembangkit listrik EBT yang lebih ambisius jika ingin menyetop seluruh pembangit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada 2040.
Utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk Energi dan Lingkungan Hidup, Hashim Djojohadikusumo, mengungkap rencana Presiden Prabowo Subianto untuk membangun pembangkit nuklir engan kapasitas 5 GW
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan stigma mengenai harga energi bersih lebih mahal dibandingkan dengan energi fosil perlahan sudah mulai tergeser.
Kementerian ESDM mencatat Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp 1.200 triliun untuk membangun pembangkit dan transmisi Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 10 tahun ke depan.
Indonesia berencana membangun 100 Gigawatt (GW) pembangkit listrik hingga 2040. Sekitar 75% dari kapasitas tersebut akan berasal dari energi baru terbarukan.
Pada ajang COP 29, Bank Mandiri melihat kombinasi antara kebijakan dan instrumen keuangan akan menjadi kunci yang memungkinkan lembaga keuangan bisa memainkan peran penting dalam pengembangan EBT.