Tanpa Gelombang III Covid-19, Industri Bisa Tumbuh 5,5% Tahun Depan

Cahya Puteri Abdi Rabbi
8 Oktober 2021, 09:47
industri, target industri, gelombang covid-19, gerakan 3m
KemenPUPR
Kawasan Industri Terpadu Batang

Pemerintah optimistis pertumbuhan industri pada 2022 berkisar 5% hingga 5,5% dengan asumsi tak terjadi gelombang besar kasus Covid-19 di tanah air. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyiapkan berbagai program dan kebijakan strategis untuk mendukung laju kinerja sektor industri.

Pada triwulan II tahun 2021, sektor industri manufaktur berhasil mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 6,91%, meskipun di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. “Tentunya kami berharap laporan triwulan III Tahun 2021 yang akan dirilis Oktober 2021 ini akan terus menumbuhkan optimisme bagi kita untuk menjalankan pembangunan di sektor industri manufaktur,” kata Agus dalam keterangan resminya, Kamis (7/10).

Agus mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan sebesar 5,5% pada 2022, kementerian akan menjalankan program dan kebijakan yang dapat menopang performa sektor industri. Di antaranya dengan pelaksanaan program substitusi impor 35% pada 2022.

Upaya ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor sekaligus mendorong penguatan struktur industri manufaktur di dalam negeri. Kebijakan tersebut akan didukung dengan optimalisasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, awalnya terdapat lima sektor yang menjadi prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era industri 4.0. Namun, di tengah pandemi Covid-19, Kemenperin menambahkan dua sektor lagi untuk menopang perekonomian nasional. Ketujuh sektor potensial itu adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, kimia, alat kesehatan, serta farmasi.

"Aspirasi besarnya, dari kinerja tujuh sektor tersebut, Indonesia bisa menjadi bagian dari 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030," ujar dia.

Ia menyebut, pencapaian substitusi impor hingga saat ini pada sejumlah direktorat yang membawahi sektor-sektor prioritas tersebut masih berada pada jalur yang benar untuk mencapai target. Pihaknya akan terus memantau dan mengevaluasi capaian substitusi impor karena semua sektor sudah diberikan targetnya masing-masing. Kemudian, mencari solusi atas beberapa kendala yang dihadapi.

Agus menyampaikan, kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap PDB nasional pada triwulan II tahun 2021 sebesar 17,34%. Adapun lima kontributor terbesar sektor industri terhadap PDB nasional adalah industri makanan dan minuman, industri kimia, farmasi dan obat, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, industri alat angkut, serta industri tekstil dan pakaian jadi.

Sedangkan data Bank Dunia menunjukkan bahwa sepanjang 2020 saat pandemi Covid-19 menjangkit di seluruh negara dunia, Indonesia masih mampu mempertahankan status sebagai negara industri atau manufactured based dengan kontribusi sektor (migas dan nonmigas) terhadap PDB nasional melampaui 18%.

Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pun menunjukkan perbaikan tercatat sebesar 52,2 poin pada September 2021. Angka tersebut meningkat 8,5 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 43,7. Berikut grafik Databoks;

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Yuliawati

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...