Rusia menawarkan batu baranya kepada India dengan diskon yang besar menyusul sanksi larangan impor yang diterapkan negara-negara Uni Eropa (UE) mulai pertengahan Agustus 2022 atas invasi ke Ukraina.
Mengutip laporan S&P Global Commodity Insights, diskon yang ditawarkan pemerintah Rusia membuat harga batu baranya menjadi lebih murah dibandingkan dengan batu bara asal Australia dan Afrika Selatan.
India membeli batu bara dengan kadar kalori neto (net as receive/NAR) 5.500 kkal per kg dari Rusia dengan harga US$ 160-165 per metrik ton CFR (cost and freight). Pemuatan sudah dilakukan pada 16 April dengan biaya kargo US$ 35-36 per metrik ton.
"Para pedagang mengatakan bahwa batu bara Rusia dengan spesifikasi NAR 5.500 kkal/kg umumnya ditawarkan dengan diskon US$ 60-65/metrik ton (mt) dibandingkan dengan harga batu bara Newcastle dengan klasifikasi yang sama," tulis laporan S&P Global, dikutip Selasa (19/4).
Menurut indikasi harga free on board (FOB) dari sumber pasar, batu bara NAR 5.500 kkal/kg Rusia ditawarkan dengan diskon sekitar US$ 10/mt dibandingkan dengan NAR Australia sebesar 5.500 kkal/kg pada akhir 2021.
Adapun Batu bara Newcastle NAR 5.500 kkal/kg NAR dengan kadar ash 23% dihargai US$ 195/mt FOB pada 14 April. Di tanggal yang sama, harga batubara Richards Bay NAR 5.500 kkal/kg berada pada level US$ 272,65/mt. Sedangkan harga batu bara Rusia dengan kadar kalori kotor (gross as receive/GAR) 6.300 kkal/kg di level US$ 170/mt FOB.
"Pedagang India mencari penawaran batu bara dengan diskon yang menarik dari Rusia sanksi larangan impor oleh beberapa negara atas invasinya ke Ukraina. Uni Eropa dan Jepang mengumumkan larangan batu bara asal Rusia pada 8 April," tulis laporan S&P Global.
Tawaran diskon batu bara oleh Rusia datang ketika India tengah berjuang untuk meningkatkan stok untuk pembangkitan listrik. Menurut data Central Electric Authority (CEA), per 13 April pembangkit listrik di India hanya memiliki stok batu bara sebesar 23,17 metrik ton, yang hanya cukup untuk operasional selama 8 hari ke depan.
Beberapa negara bagian di India kemungkinan akan mengalami pemadaman listrik massal dalam beberapa minggu ke depan jika permasalahan pasokan ini tidak segera teratasi.
"India kesulitan menambah pasokan batu bara termal di tengah meningkatnya permintaan, biaya impor yang lebih tinggi dan ketatnya pasokan dunia," tulis laporan S&P Global.
Pemerintah India sudah berupaya memasifkan produksi oleh badan usaha milik negara dan melelang blok batu bara ke perusahaan swasta untuk menambah kapasitas produksi dan mengurangi ketergantungan dan menghentikan impor pada 2030.
Sepanjang tahun ini para pembeli India mengalami gangguan pasokan salah satunya juga karena larangan ekspor batu bara Indonesia pada Januari, dan melonjaknya harga setelah Rusia menginvasi Ukraina yang berujung pada jatuhnya berbagai macam sanksi, termasuk larangan impor Eropa.
"Permintaan dari negara-negara yang berusaha menggantikan batu bara Rusia telah menyebabkan lonjakan harga batu bara di Australia, Afrika Selatan, AS, dan Indonesia," tulis S&P Global.
Pelaku pasar berharap ada peningkatan permintaan batu bara Rusia dari pembeli India jika harga terus kompetitif dibandingkan dengan batu bara dari negara lain. Menurut data Iman Resources, India mengimpor 1,76 juta mt batu bara dari Rusia pada tahun 2021.
Walau sudah saling kontak, India dan Rusia masih membicarakan mekanisme pembayaran dan waktu pembayaran dan pengiriman. Mekanisme pembayaran menjadi salah satu kendala utama India untuk memuluskan pembelian batu bara dari Rusia.
"Tahun ini jika bank-bank India menemukan solusi pembayaran untuk mengimpor batu bara dari Rusia, maka impor akan mudah. Tidak setiap entitas dapat menemukan struktur pembayaran untuk mendapatkan batu bara Rusia," kata seorang pedagang yang berbasis di India.
Pedagang mengatakan bahwa hanya pembeli besar pada saat ini yang mempertimbangkan untuk mengimpor batu bara Rusia karena pembeli yang lebih kecil tidak dapat mengakses fasilitas perbankan lepas pantai dan pengadaan letter of credit dari bank-bank India.