Pertamina Bor 400 Sumur Untuk Jaga Tingkat Produksi Minyak Blok Rokan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin (8/8/2022).
Penulis: Happy Fajrian
22/9/2022, 13.16 WIB

Strategi kegiatan pengeboran masif dinilai menjadi salah satu kunci sukses PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan dalam menjaga level produksi Blok Rokan. Kegiatan pengeboran ini meningkat dibandingkan rata-rata produksi operator sebelumnya PT Chevron Pacific Indonesia .

Team Manager Drilling OPS SLO Pertamina Hulu Rokan (PHR), Dody Hartawan mengungkapkan tahun ini sekitar 400 sumur ditargetkan bisa dibor di blok minyak terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Jumlah itu hampir setengah jumlah sumur yang direncanakan dibor di seluruh Indonesia sepanjang tahun ini.

“Dalam setahun kami bor 400 well, workover (kerja ulang sumur) sekitar 15 ribu kegiatan sejak alih kelola. Dampaknya, chart-nya kami bisa pertahankan produksi bahkan lebih tinggi," kata Dody di Jakarta, Kamis (22/9).

Dody menjelaskan peningkatan kegiatan pengeboran ini tentu mengharuskan ada kenaikan penggunaan rig. Sebelum alih kelola total hanya ada 9 rig yang digunakan oleh operator terdahulu. Setelah alih kelola Pertamina langsung menambah 8 rig sehingga totalnya menjadi 17 rig.

“Memasuki 2022 sudah ada 22 rig yang mengebor dan rencananya ke depan akan ditambah lagi sembilan rig sehingga total ada 31 rig yang akan beroperasi di Rokan. Kemudian untuk pekerja juga meningkat cukup signifikan dari sekitar 4.000 pekerja menjadi 5.600 pekerja,” ujarnya.

Selain itu yang patut dibanggakan juga di Rokan, Pertamina melakukan pengeboran horizontal di wilayah shallow di Blok Rokan. “Ada delapan sumur Duri Ultra. Itu world class performance. Blok Rokan dipastikan tetap menjadi andalan untuk mengerek produksi minyak nasional, karena itu produksi minyak dari Blok Rokan tidak boleh turun,” ujarnya.

Saat ini, rata-rata produksi Blok Rokan mencapai 161 ribu barel per hari (bph). Realisasi ini sekitar 30% dari produksi Subholding Upstream Pertamina dan berkontribusi 26% dari produksi nasional.

Produksi sebanyak itu telah berkontribusi terhadap penerimaan negara yakni sekitar Rp 30 triliun. dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ataupun pajak.

Lima Pilar Inovasi Pertamina Untuk Kejar Target Produksi Blok Rokan

Manajemen PHR memiliki lima pilar inovasi yang bakal dijalankan untuk mencapai target produksi. Pertama adalah pengembangan manusia. Kualitas para pekerja juga menjadi kunci untuk menjalankan berbagai program yang sudah dicanangkan perusahaan.

Kedua adalah risk management. Salah satu caranya, lanjut Dody, dengan mengimplementasikan penggunaan teknologi melalui Artificial Intelligence untuk melakukan pengawasan secara real time. Digitalisasi tersebut juga akan berdampak terhadap performa operasional.

“Selanjutnya ada performance management dengan memastikan maintenance serta business leadership dan kolaborasi dengan ratusan mitra kerja,” ungkap Dody.

Reporter: Antara