Puji Pemangkasan Produksi OPEC+, Rusia: AS Kacaukan Pasar Energi Dunia

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Rig atau alat pengeboran minyak.
Penulis: Happy Fajrian
10/10/2022, 12.34 WIB

Pemerintah Rusia memuji keputusan OPEC dan para sekutunya, atau dikenal dengan OPEC+, yang menyetujui pemangkasan produksi minyak untuk bulan November. Menurut Kremlin, kebijakan tersebut akan membenahi kekacauan yang dibuat Amerika Serikat (AS) di pasar energi global.

Keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak meski ditentang keras oleh Amerika semakin mempertegang hubungan yang sudah meregang antara Presiden Amerika Joe Biden dan keluarga kerajaan Arab Saudi.

Gedung Putih berusaha keras untuk mencegah pengurangan produksi. Biden berharap untuk menjaga harga bahan bakar di Amerika agar tidak melonjak lagi menjelang pemilihan paruh waktu di mana partai Demokrat, yang mengusung Biden, tengah berjuang untuk mempertahankan kendalinya di kongres.

Juru bicara Kremlin Dmity Peskov mengatakan bahwa negara-negara OPEC telah mengambil posisi bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan yang seimbang, bijaksana, dan terencana, yang berkebalikan dengan tindakan Amerika.

“(Keputusan) ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika,” kata Peskov, menurut kantor berita Rusia yang dikutip oleh Reuters, Senin (10/10).

Menteri keuangan AS Janet Yellen mengatakan keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak tidak membantu dan tidak bijaksana bagi ekonomi global. Keputusan ini terutama akan berdampak bagi pasar negara berkembang yang sudah berjuang dengan harga energi yang tinggi.

Pemerintahan Biden sangat kritis terhadap keputusan kartel minyak yang didukung oleh Arab Saudi dan Rusia ini. Pada pekan ini, mereka kemungkinan mengambil langkah yang bertentangan dengan tekanan AS untuk menjaga harga minyak global rendah.

"Saya pikir keputusan OPEC tidak membantu dan tidak bijaksana, tidak pasti apa dampaknya, tetapi tentu saja, itu adalah sesuatu yang bagi saya tampaknya tidak tepat dalam situasi yang kita hadapi," kata Yellen, seperti dikutip dari Financial Time.

Merespons pernyataan tersebut, Peskov mengatakan bahwa Amerika mulai kehilangan ketenangannya atas keputusan OPEC dan bahkan mencoba untuk mendorong lebih banyak pelepasan cadangannya ke pasar.

“Mereka mencoba memanipulasi dengan cadangan minyak mereka dengan melemparkan volume tambahan ke pasar. Permainan seperti itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik,” kata Peskov.

Harga minyak melonjak sekitar 4% ke level tertinggi lima minggu terakhir pada akhir pekan lalu. Harga minyak terdongkrak oleh keputusan OPEC+ pekan lalu untuk memangkas pasokan minyak terbesar sejak 2020 meskipun ada kekhawatiran resesi dan kenaikan suku bunga.

Minyak menguat untuk hari kelima berturut-turut bahkan saat dolar AS juga menguat. Dolar AS yang menguat biasanya menekan permintaan minyak karena pembeli dengan mata uang denominasi di luar dolar AS harus membeli minyak dengan harga lebih mahal.

Harga minyak Brent naik US$ 3,50 atau 3,7% menjadi US$ 97,92 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 4,19 atau 4,7% menjadi berakhir US$ 92,64.

Ini adalah penutupan tertinggi harga minyak Brent sejak 30 Agustus dan WTI sejak 29 Agustus. Lonjakan harga mendorong kedua benchmark ke wilayah overbought secara teknis untuk pertama kalinya sejak Agustus untuk Brent dan Juni untuk WTI.