Arab Saudi, sebagai pemimpin de facto OPEC, membantah tudingan bahwa ada motif politik untuk mendukung Rusia di balik keputusan pemangkasan produksi minyak sebesar dua juta barel per hari (bph) mulai November 2022.
Pemerintah Saudi menegaskan bahwa keputusan pemangkasan produksi minyak, yang ditentang oleh Amerika Serikat (AS) karena dapat melambungkan lagi harga energi, dibuat untuk melayani kepentingan konsumen dan produsen.
“Keputusan OPEC+ diadopsi melalui konsensus dengan mempertimbangkan keseimbangan pasokan dan permintaan, dan ditujukan untuk membatasi volatilitas pasar,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Kamis (13/10).
Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk menghukum Arab Saudi atas keputusan OPEC+. Amerika Menuding Arab Saudi berkiblat ke Moskow yang menolak rencana pembatasan harga minyak Rusia oleh negara-negara barat sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi, mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, menekankan konteks ekonomi murni dari keputusan pemotongan produksi minyak yang akan berlaku pada November mendatang.
Pernyataan itu juga merujuk pada konsultasi dengan Amerika Serikat di mana mereka diminta untuk menunda pemotongan selama sebulan.
Langkah OPEC+ telah meningkatkan kekhawatiran di Washington tentang kemungkinan harga bensin yang lebih tinggi tepat sebelum pemilihan paruh waktu AS November, dengan Demokrat Biden berusaha mempertahankan kendali mereka atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.
“Kerajaan mengklarifikasi melalui konsultasi berkelanjutan dengan pemerintah AS bahwa semua analisis ekonomi menunjukkan bahwa menunda keputusan OPEC+ selama sebulan, menurut apa yang telah disarankan akan memiliki konsekuensi ekonomi negatif,” kata pejabat Kemenlu Saudi.
Arab Saudi juga mengatakan pihaknya memandang hubungannya dengan Amerika Serikat sebagai "strategis" dan menekankan pentingnya saling menghormati. Simak daftar negara pengekspor minyak terbesar dunia pada databoks berikut:
Pemerintah Rusia memuji keputusan OPEC dan para sekutunya, atau dikenal dengan OPEC+, yang menyetujui pemangkasan produksi minyak untuk bulan November. Menurut Kremlin, kebijakan tersebut akan membenahi kekacauan yang dibuat Amerika Serikat (AS) di pasar energi global.
Keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak meski ditentang keras oleh Amerika semakin mempertegang hubungan yang sudah meregang antara Presiden Amerika Joe Biden dan keluarga kerajaan Arab Saudi.
Gedung Putih berusaha keras untuk mencegah pengurangan produksi. Biden berharap untuk menjaga harga bahan bakar di Amerika agar tidak melonjak lagi menjelang pemilihan paruh waktu di mana partai Demokrat, yang mengusung Biden, tengah berjuang untuk mempertahankan kendalinya di kongres.
Juru bicara Kremlin Dmity Peskov mengatakan bahwa negara-negara OPEC telah mengambil posisi bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan yang seimbang, bijaksana, dan terencana, yang berkebalikan dengan tindakan Amerika.
“(Keputusan) ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika,” kata Peskov, menurut kantor berita Rusia yang dikutip oleh Reuters, Senin (10/10).