Survei KIC: 87% Konsumen Lebih Suka Belanja Merek Dalam Negeri

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Pekerja memotret produk sepatu kulit kualitas ekspor sebelum dipasarkan melalui pasar daring atau marketplace di rumah produksi Shoeka Shoes di Malang, Jawa Timur, Selasa (30/6/2020). Survei KIC menunjukkan, produk lokal semakin dipercaya konsumen dibanding produk luar.
Penulis: Ekarina
27/10/2020, 08.40 WIB

Hal lain yang tak kalah penting bagaimana UMKM dan pemilik brand lokal meningkatkan literasi dan memperlajari perilaku konsumen agar lebih menjangkau konsumen dan pasar yang dibidik.

"Membangun persepsi masyarakat terhadap produk seperti yang dilakukan Jepang, bukan hasil kerja semalam.  Sama halnya dengan Korea Selatan, mereka riset habis-habisan saat mengembangkan produknya," kata Vivie menambahkan. 

Hal senada juga diungkapkan Ikatan Alumni Prasetiya Mulya (Ikaprama)  Branding Club, Adrianus Raditya. Menurutnya, saat ini sandungan terbesar dalam pengembangan merek lokal oleh pelaku usaha yakni adanya mindset instan.

Banyak pebisnis pemula memandang produk luar dengan kualitas baik akan cepat laku tanpa melihat berapa lama proses branding itu dibangun, mempelajari pasar kemudian proses eksekusinya. 

"Pemain lokal mungkin belum siap maraton, maunya lansung sprint. Jadi, jangan segan beriklan," katanya. 

Adrianus menyebut, sekarang saat yang tepat produk lokal mengekspolorasi produknya agar lebih dikenal. Sebab, ada banyak brand lokal yang memiliki kualitas bagus tapi belum banyak dikenal masyakat. Ada pula brand lokal yang dikira sebagai merek luar karena jarang terakspos. 

Survei Katadata Insight Center dilakukan pada 13 – 17 Oktober 2020 terhadap 6.697 responden berusia 17-65 tahun yang tersebar di seluruh Indonesia.

Perbandingan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dalam survei ini adalah 42:57. Sementara, dari segi status sosial ekonomi (SES), responden terbanyak berstatus SES D dan E sebanyak 38,8% disusul C sebanyak 36,6%. Sementara SES A sebesar 12,3% dan B 12,4%.

Hasil survei sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang digulirkan Presiden Joko Widodo pada Juni lalu. Tujuan dari gerakan ini agar masyarakat Indonesia membeli produk-produk buatan Indonesia, baik usaha besar atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Halaman: