Riset: UMKM Digital Bisa Dongkrak PDB RI Rp 2.432 Triliun pada 2024

ANTARA FOTO/Feny Selly/hp.
Ilustrasi, pelaku usaha menunjukkan katalog online produk sepatu berbahan tenun songket milik merk Nadina Salim mitra Binaan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dipajang di salah satu gerai UMKM di Palembang,Sumsel, Senin (20/7/2020).
9/9/2020, 18.25 WIB

Salah satu caranya, pelaku usaha berinvestasi dalam hal infrastruktur digital, sesuai kebutuhan bisnisnya. Setidaknya, ada tiga investasi teknologi yang menjadi prioritas UMKM.

Pertama, 20% UMKM memilih berinvestasi di teknologi komputasi awan (cloud computing). Kedua, 18% pelaku usaha berfokus pada keamanan siber. Terakhir, 13% berinvestasi pada perangkat lunak (software).

"Layanan cloud dan keamanan siber perlu ditingkatkan terlebih dahulu,” ujar AVP Head Digital Transformation & SMB research di IDC Daniel-Zoe Jimenez. Selain itu, UMKM perlu memberi perhatian lebih pada pengalaman pelanggan, konferensi video, dan solusi kemampuan analisis.

Penentuan prioritas investasi itu bertujuan memitigasi UMKM bangkrut. Apalagi, berdasarkan data Asosiasi UMKM Indonesia, 30 juta UMKM ‘gulung tikar’ akibat pandemi corona.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia Ikhsan Ingratubun mengatakan, UMKM yang bangkrut itu omzetnya menurun. Selain itu, sudah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK karyawan.

Setidaknya, ada tujuh juta pegawai informal yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Ini pula yang menyebabkan daya beli masyarakat anjlok.

Menurunnya konsumsi rumah tangga juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II yang terkontraksi 5,32% secara tahunan (year on year/yoy). Hal ini tecermin pada Databoks di bawah ini:

Ikhsan pun menilai, UMKM mau tak mau harus bangkit sendiri sebelum mendapat bantuan dari pemerintah. Apalagi, lembaga keuangan seperti pegadaian atau bank biasanya hanya memberikan pinjaman dana, jika usaha memiliki prospek baik.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan