Perusahaan teknologi Grab, Gojek, dan Lazada gencar mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia. Ini sejalan dengan target pemerintah mempercepat capaian nol emisi karbon.
Country Managing Director of Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, perusahaan mengoperasikan lebih dari 8.500 kendaraan listrik, baik roda dua maupun empat. Cakupannya ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Medan, Bandung, Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Bali.
"Ini merupakan hasil dari kerja sama dengan mitra strategis dan sektor privat, baik lokal maupun mancanegara," kata Neneng kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu (26/2).
Decacorn asal Singapura itu berkolaborasi dengan Gesits, Hyundai, Medco Energy, Kymco, VIAR, Lazada, Selis, Honda hingga Intelligent Transport System (ITS) Indonesia.
Grab juga menargetkan dapat meluncurkan lebih dari 14.000 unit kendaraan listrik di Indonesia akhir tahun ini. Pada 2025, perusahaan menargetkan bisa menghadirkan 26.000 motor dan mobil listrik.
Oleh karena itu, Grab juga membangun infrastruktur kendaraan listrik. Salah satunya menjalin kerja sama dengan PLN untuk pengembangan ekosistem yang mencakup teknis dan model bisnis.
Perusahaan juga bekerja sama dengan Pertamina untuk mengembangkan sistem pendistribusian baterai kendaraan listrik. Grab pun meluncurkan 20 titik Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di DKI Jakarta dan tujuh titik SPBKLU di Bali.
Sedangkan Gojek gencar mengembangkan kendaraan listrik melalui perusahaan patungan dengan TBS Energi Utama (TBS) bernama Electrum. Decacorn ini sudah melakukan uji coba komersial layanan kendaraan listrik.
Direktur Electrum dan CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, uji coba komersial digelar di wilayah terbatas, yakni Jakarta Selatan. Terdapat ratusan unit motor listrik yang dipakai oleh mitra pengemudi motor untuk menarik konsumen.
Konsumen bisa mendapatkan layanan berbagi tumpangan (ride hailing) dengan motor listrik di aplikasi, dengan harga seperti GoRide pada umumnya. Gojek berencana memperluas cakupan layanan kendaraan listrik.
Electrum juga menggaet Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina, perusahaan penyedia teknologi baterai swap Gogoro, dan produsen kendaraan listrik Gesits.
Kolaborasi itu memanfaatkan masing-masing keahlian. Electrum bertindak sebagai integrator dan pengembang ekosistem kendaraan listrik.
Pertamina lewat Pertamina Patra Niaga menyediakan stasiun penukaran baterai motor listrik di berbagai SPBU.
Kemudian, Gogoro menjadi penyedia inovasi teknologi penukaran baterai dan Gesits menyediakan motor listrik beserta infrastrukturnya.
Selain kedua decacorn itu, Lazada gencar mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia. Melalui unit logistik Lazada Logistics, e-commerce ini berkolaborasi dengan PT Smoot Motor Indonesia (Smoot) untuk menyediakan #BlueVehicle.
Blue Vehicle merupakan armada pengiriman paket ramah lingkungan bagi mitra kurir (frontliner) menggunakan kendaraan listrik.
Smoot akan menyediakan Smoot Motor sebagai kendaraan berbasis listrik utama bagi frontliner Lazada Logistics di Jakarta. Chief Logistics Officer Lazada Indonesia Philippe Auberger menyampaikan, kemitraan ini bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan ekosistem ekonomi digital ramah lingkungan.
Philippe mengklaim, Lazada menjadi e-commerce pertama dengan inisiatif solusi ramah lingkungan. “Ini komitmen kami sehingga upaya mengurangi jejak karbon dalam pengiriman paket kepada pelanggan Lazada menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata,” kata dia dalam keterangan pers, bulan lalu (17/2).
Ketiga perusahaan itu gencar mengembangkan kendaraan listrik seiring dengan target pemerintah mencapai nol emisi karbon pada 2060 atau lebih cepat. Salah satunya dengan mencapai puncak emisi pada 2030.
Pemerintah pun memprioritaskan pengembangan kendaraan listrik. Ini karena kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca (GRK) dan penyebab pencemaran udara.
Mayoritas polusi udara di perkotaan berasal dari penggunaan bahan bakar minyak beroktan rendah. Dengan kendaraan listrik, pemerintah berharap bisa menurunkan emisi sekaligus mengurangi polusi udara dari sektor transportasi.
Kendaraan listrik juga berpeluang berkembang pesat di Indonesia. Penjualan, pemanfaatan hingga pengembangan teknologi jenis kendaraan ini diprediksi terus meningkat.
Meski jumlahnya belum banyak, tren peningkatan penjualan mobil listrik di Indonesia mulai terlihat. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), terdapat 121 unit mobil listrik berbasiskan baterai yang dipasarkan oleh berbagai merek yang tergabung dalam asosiasi pada 2020.
Jumlahnya naik hampir 70% menjadi 395 unit BEV yang dibeli konsumen per Mei 2021.
Angka tersebut belum menghitung mobil dengan teknologi transisi seperti hybrid, yang memadukan mesin konvensional dan motor listrik, maupun plug-in hybrid (PHEV). Total penjualan keduanya lebih dari 1.000 pada 2020 dan Januari - Mei 2021.