Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) resmi meluncurkan dompet digital (e-wallet) LinkAja, kemarin (30/6). LinkAja menyediakan layanan pembayaran transportasi, e-commerce hingga tarik tunai untuk menggaet lebih banyak konsumen.
LinkAja bekerja sama dengan 20 e-commerce termasuk Tokopedia, Bukalapak, dan Blanja.com untuk melayani para pengguna yang gemar berbelanja online. Fintech besutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga sudah menyediakan layanan pembayaran menggunakan kode Quick Response (QR Code) di lebih dari 150 ribu mitra.
Bahkan, LinkAja berencana memperluas layanan pembayaran menggunakan kode QR ke Singapura dan Thailand. “Ke dua negara itu dulu,” kata CEO Finarya Danu Wicaksana kepada Katadata.co.id, Senin (1/7).
Rencana ekspansi tersebut sejalan dengan program Bank Indonesia (BI) yang menerapkan standardisasi kode QR di kedua negara itu. Standardisasi kode QR yang yang dikembangkan BI ini disebut dengan QR Code Indonesia Standard (QRIS). Rencananya, QRIS diterapkan pada Semester II 2019 atau terhitung sejak bulan ini.
(Baca: LinkAja Berencana Ekspansi ke Hong Kong hingga Taiwan)
Di bidang layanan Payment Point Online Bank (PPOB), LinkAja menyediakan lebih dari 400 pembayaran tagihan dan produk digital, seperti IndiHome, listrik, pulsa, hingga voucher gim online. “Kami berupaya untuk menyesuaikan strategi yang kami jalankan dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat,” katanya.
Perusahaan ini juga menyadari tren masyarakat yang mulai berdonasi secara online. Karena itu, LinkAja bekerja sama dengan lembaga amil zakat seperti Rumah Zakat dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Fintech pembayaran ini pun menyediakan layanan pembayaran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina.
LinkAja juga merambah sektor transportasi. Dompet digital ini bisa digunakan untuk layanan Blue Bird, PT Kereta Api Indonesia (KAI), Trans Semarang, Damri, dan Railink. Yang teranyar, LinkAja menyediakan layanan pembayaran untuk pembelian tiket Garuda Indonesia, Citilink, Moda Raya Terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT) hingga Lintas Raya Terpadu (LRT) di Palembang.
Jumlah pengguna | Jumlah mitra | |
Go-Pay | 142 juta (jumlah unduhan aplikasi Gojek) | Lebih dari 400 ribu mitra Go-Food, sekitar 60 ribu penyedia layanan dan 1 juta mitra pengemudi Gojek |
OVO | Lebih dari 115 juta (per akhir 2018) | Lebih dari 500 ribu mitra.Juga digunakan untuk layanan transportasi Grab |
LinkAja | Sekitar 22 juta (target 40 juta hingga akhir 2019) | Lebih dari 150 ribu mitra |
Sumber: Riset Katadata, diolah
(Baca: Setelah Kode QR, LinkAja dkk Tertarik Adopsi Pembayaran dengan Sensor)
Selain kode QR, LinkAja mengembangkan layanan pembayaran nirsentuh berbasis identifikasi frekuensi radio (Radio Frequency Identification/RFID) atau sensor untuk tol. Dengan begitu, kendaraan yang menggunakan stiker LinkAja bisa melintasi pintu tol tanpa harus berhenti untuk membayar. Namun, layanan pembayaran ini berlaku di tol yang dilengkapi dengan teknologi RFID.
Setelah resmi meluncur, LinkAja juga menyediakan layanan tarik tunai tanpa kartu. LinkAja memiliki lebih dari 100 ribu titik Cash In Cash Out (CICO). Lokasi tariktunai dan isi saldo itu bisa ditemui di minimarket seperti Indomaret, Alfamart, Alfamidi. Selain itu, layanan CICO ini tersedia di Grapari Telkomsel, ATM Link Himbara, ATM Bersama, dan lebih dari 100 ribu jaringan outlet Mitra LinkAja (MiLA).
LinkAja juga memfasilitasi layanan pembayaran bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. LinkAja menyediakan layanan remitansi bagi pekerja migran Indonesia di Singapura, melalui kerja sama dengan Singapore Telecommunications (Singtel) Limited sejak tahun lalu.
Kini, LinkAja berencana memperluas layanan remitansi ke Hong Kong, Malaysia, dan Thailand. “Karena jumlah pekerja migran Indonesia-nya banyak di negara-negara tersebut,” kata Danu.
(Baca: Ingin Jadi Unicorn BUMN, LinkAja Akhirnya Resmi Diluncurkan Hari Ini)
Antara juga melaporkan, LinkAja berencana menyediakan layanan pinjaman (lending) melalui platformnya pada 2020. Namun, Danu belum mau menjelaskan secara rinci mengenai tambahan layanan tersebut. Apalagi, LinkAja harus mengajukan izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jika ingin menyediakan layanan tersebut.
LinkAja merupakan dompet digital gabungan dari aplikasi pembayaran besutan BUMN. Di antaranya TCash dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan TBank dan MyQR milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Lalu ada e-cash dari PT Bank Mandiri Tbk, serta yap! dan UnikQu dari BNI.
Saham Finarya dimiliki oleh beberapa BUMN, seperti Telkomsel, Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Tabungan Negara (BTN), PT Pertamina, PT Asuransi Jiwasraya, dan PT Danareksa. Selain itu, PT Jasa Marga dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) digadang-gadang bakal berpartisipasi menjadi pemegang saham di fintech pembayaran ini.
(Baca: Didukung BUMN, LinkAja Berpeluang Kalahkan Go-Pay dan OVO)