Pertamina Targetkan Kurangi 26 Juta Ton Emisi Karbon dengan Bisnis EBT

ANTARA FOTO/Saptono/wsj.
Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjadi narasumber dalam sesi panel di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir, Minggu (6/10/2022).
Penulis: Happy Fajrian
7/11/2022, 18.48 WIB

Melalui soft diplomacy, Paviliun Indonesia menampilkan kebijakan dan hasil nyata dari kerja sebelumnya, serta membuka jalan bagi ambisi iklim masa depan bersama dengan pihak-pihak terkait.

“Tindakan multilateral, kolektif, dan terpadu diperlukan sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi ancaman global yang nyata. Semangat kolaborasi harus kita pertahankan di COP27,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya dalam sambutannya pada pembukaan Paviliun Indonesia selama COP27 di Sharm El-Sheikh, Minggu.

Dalam beberapa dekade terakhir, pemerintah telah berbagi tanggung jawab perubahan iklim dengan akademisi, bisnis, organisasi masyarakat sipil, dan lainnya.

Namun, praktik mitigasi dan adaptasi perubahan iklim terkadang mengalami tantangan dan keterbatasan, seperti proses pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh politik serta perselisihan karena mengutamakan kepentingan sosial ekonomi dan lingkungan.

“Kadang-kadang ini menjadi paradoks, suatu bentuk ketidaksesuaian relevansi sosial, sehingga kebijakan kurang efektif menjadi tindakan. Oleh karena itu, aksi bersama perubahan iklim membutuhkan pemimpin untuk memandu tindakan,” kata Nurbaya.

Dengan mengusung tema “Stronger Climate Actions Together”, Pavilion Indonesia mencerminkan misi yang diemban oleh delegasi Indonesia untuk mengambil tindakan mendesak dalam memerangi perubahan iklim dan dampaknya, sebagaimana diamanatkan oleh tujuan nomor 13 Sustainable Development Goals (SDGs).

Halaman:
Reporter: Antara